Halo malam.
Akhirnya sampai
juga di penghujung hari Senin ini, pada 5 Maret yang penuh ilusi. Jiaaah.
Meskipun mata udah
terlampau kriyep-kriyep minta jatah buat ditutup bentar, otak gw masih
menggebu-gebu untuk sekadar nulis ini. Hihi.
Selain itu, berhubung
proposal yang kelar bukan diberi judul ‘skripsi’, jadi gw hanya memuja-muji
pihak umum saja. Namun, naluri dan hati gw masih sangat ingin banget sekali
mencurahkan isi simpati.
Pertama, Rangga. Nama yang kali pertama muncul
di benak gw ketika pada akhirnya kami memutuskan untuk ‘menggarap’ hal nekat
ini. Anak Prodi Indonesia yang memulai belajar Ilmu Arkeologi. Mengapa disebut
nekat? Karena gw dan dua teman gw—anak fasilkom dan manajemen—dan kami
sama-sama semester delapan, sangat berniat memahami budaya dari sisi Arkeologi.
Kedua, Chusnul. Salah satu rekan Arkeologi
yang gw repotkan juga, meskipun sedikit, tetap saja sangat membantu. Hehehe.
Nomor ponsel dan daftar nama dosen Arkeologi, gw dapetin dari doi. Thanks a
bunch, Nul :)))
Ketiga, Mas AB. Terima kasih atas pertemuan
awal yang sangat menginspirasi. Ditambah lagi pinjaman-pinjaman bukunya yang
yahud! Arkeolog yang sangat berjiwa muda.
Keempat, Arin. Temen sekelas di kelas Wayang
tahun lalu, yang entah kenapa justru makin ke sini jadi makin akrab. Terima
kasih tak terhingga karena udah bantuin banyak banget. Dari mulai ngenalin
dosen, ngoreksi konsep, nemenin ke sana kemari, ngasih masukan yang sangat
positif, juga dukungan yang tak kunjung habis.
Kelima, Mas AN. Maafkan saya Mas, udah
ngrepotin dari awal ketemu. Malem-malem sampai subuh masih konsultasi via sms
dan email. Subhanallah banget lah pokoknya. Beruntung bisa kenal Mas AN sebelum
lulus. Hiks. Meski baru kenal sehari, rasanya seperti dibimbing sama dosen
sendiri.
Keenam, Mba Nana. Doktrin-doktrin dini, dari yang
tadinya belum ada niat untuk ikut ‘ajang’ ini, hingga pada akhirnya aku
memutuskan menjadi salah satu kontingen. Tsaaah, kontingen. Hahaha. Maturnuwun sanget
udah mau nuntun aku, dari yang nggak tau apa-apa, sampai bisa punya kemauan
yang kuat untuk belajar ‘serius’ demi proyek ini.
Ketujuh, Mas Warhot. Terima kasih banget karena
udah mau menampung kami nongkrong nunggu wangsit. Hahhaaha.
Kedelapan, Mas pengusaha warnet-fotokopi-print-dll.
Maaf ya Mas, saya bawel banget waktu itu. Maklum, agak-agak cemas. Hehe. Salut sama
Mas, begitu sabarnya menghadapi banyak pelanggan, dengan berbagai macam
kebutuhan yang berbeda, tapi tetap sopan dan memuaskan pelanggan. Salut! Padahal
si Mas ini single fighter di toko tanpa ada yang bantuin.
Kesembilan, Kiki P dan K BEM FIB UI. Saran-saran lo
sangat bermanfaat. Terima kasih semangatnya. Padahal kita belum pernah ketemu
sebelumnya, tapi entah kenapa gw merasa sangat akrab ngobrol via telepon.
Kesepuluh, Mas Nazar. Makasih ya Mas, udah
membantu menyampaikan sesuatu ke Bu Nitra, kamsha hamnida.
Kesebelas, Bu Nitra. Berjuta terima kasih karena
mempermudah jalan menuju tanda tangan. Hahaha. Makasih ya Bu :)
Keduabelas, Mas yang punya fotokopian FISIP depan. Terima
kasih atas kesabarannya mengahdapi saya. Hihihi.
Ketigabelas, Mas yang punya fotokopian FISIP deket FIB.
Makasih banyak Mas, membantu memperlancar proses pengumpulan dengan layanan
fotokopi yang ekstra.
Keempatbelas, Bucil. Huahahaha, bucil, teman kosan
yang setiap saat setia menemani begadang, berkenan diganggu telepon-telepon
aneh dari gw. Cup cup muach.
Kelimabelas, Japra. Temen ngalay bareng, temen
curhat, temen hidup, halah. Haha. Cuih :P
Keenambelas, Suci, Husein, Viktor. Makasih banyak
udah mau direpotin dengan pertanyaan-pertanyaan konyol gw selama sebelum
pengumpulan proyek. Maaf ya, mungkin gw cukup annoying sesaat. Sayang kalian :)
Pihak-pihak yang
sangat membantu, yang belum dapat mimin sebut satu persatu. Big thanks :)
Kecup jauh. Salam hangat.
Semoga dukungan dan doa teman-teman mendapat balasan yang setimpal dari Allah. Aamiin.