Langsung ke konten utama

Kecanduan 'Hati'

Selamat malam bloggers,
Bagaimana kegiatan hari ini? Serukah? :)
Semoga selalu menyenangkan ya.

Akhir-akhir ini gw sedang kecanduan dengan musikalisasi puisi Ubiet & Dian HP. Mengapa? Selain suaranya yang secara lembut-tegas mengisyaratkan dalamnya isi puisi itu, juga harmoni laras yang dibuat. Menurut gw, ini sangat pas. Suara Ubiet yang ‘berat’, dan dapat menjangkau oktaf-oktaf yang biasanya belum dapat dijangkau oleh penyanyi lain. Ah, its awesome! Belum lagi Dian HP, dengan cantiknya mampu mengubah bilah-bilah piano menjadi sebuah senyawa yang menghidupkan lagu.

Oh iya, jangan dikira musikalisasi puisi ini lagu-lagunya mellow semua, atau cenderung sedih. Namun, aransemen yang diciptakan justru membuat pendengar ‘lebih menjadi manusia’ (red.). Menurut subjektivitas gw, lagu-lagunya nggak membuat pendengar sedih, galau, ataupun semakin tenggelam dan terhanyut dalam lingkaran kebimbangan, tetapi malah semakin membuat kita peka sekitar, juga menguatkan sosok ‘aku’(red.). Kemudian, secara tersirat menunjukkan bahwa ‘mellow bukan berarti sedih, justru harus semakin kokoh’. Itu yang gw tangkap setelah berkali-kali mendengarkan karya mereka—tanpa rasa bosan.

Dapat gw simpulkan bahwa ‘yang lahir dari hati, tentu akan kembali ke hati’. Barang siapa yang berkarya sepenuh hati, pasti akan sampai ke hati lagi, melalui jalur apa pun. Sesuatu yang dipersembahkan ‘dari hati’ memang akan selalu menempel di hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan