Berhubung tulisan
sebelumnya cuma sampai “touch down
Terminal Guntur”, kali ini gw akan ngelanjutin terusannya. Pasti penasaran dong
dengan What Happens berikutnya? Hahaha.
Ya kalau nggak penasaran, gampang, tinggal close
aja tab nya. Kelar!
Kami bertiga sebenernya
udah tau, apa yang mesti dilakukan setelah tiba di terminal: naik angkot menuju
Cisurupan. Yang jadi masalah adalah, kami hanya bertiga. Sementara kapasitas
angkot kurang lebih 10-12 orang. Maka dari itu dibutuhkan ‘kenalan’ demi
perjalanan yang lebih lancar.
Gw, Dita, dan Wina lalu
merapat ke samping Mesjid sekitar. Kenapa? Karena dingin banget ternyata bok. Hahaha,
bukan hanya itu, para pendaki lain juga ngaso di situ, jadi kami cukup aman dan
lahan kenalan semakin lebar. Mulailah Dita ngajak ngobrol sepasang anak manusia
yang kami curigai-mereka-sedang-pacaran. Maksudnya, mereka jalan kemari hanya berdua,
sengaja untuk menghabiskan waktu bersama yayang. Huhuy!
Usut punya usut, teman
Dita ternyata teman dari si Romi juga. Diketahui belakangan, namanya Romi. Cewenya
bernama Vania. Yaudahlah kita saling menyebut nama dan bersalaman. Setelah kenal,
Romi dan Yuli mengenalkan tiga temannya pada kami. Ternyata, mereka baru kenal
saat itu juga. Lucu deh! Nggak ketebak amat. Kami berdelapan sekarang. Asyik,
rame! Tiba-tiba salah seorang—yang bernama Rudin—mempersilakan kami loading
barang bawaan ke angkot. Wow, syukurlah, kita nggak usah repot-repot ngelobi
abang angkot plus nawar harganya.
Begitu naik, dan duduk
di sebelah sopir, gw buka daypack. Ngecek hp, lalu merasa ada yang janggal. Iya,
hp gw cuma satu. Harusnya ada dua. Gw langsung minta tolong Dita dan Wina untuk
missed-call-in. Kata mereka masih aktif nomornya. Oke, stay positive, semoga hp gw jatuh di dalam carrier pas gw ngambil
jaket tadi. Beberapa menit angkot jalan, tiba-tiba menepi. Yap, tepat. Angkotnya
mogok.
Begitu turun, gw
langsung ngubek-ngubek daypack, dan hasilnya masih nihil. Gw nggak bisa
ngubek-ngubek carrier karena masih diikat di atap angkot. Pasrah. Pas ditelepon
masih aktif padahal. Huft!
Angkot mogok parah, jadi
kami diminta menunggu mobil pick-up yang akan menjemput dan mengantar kami
sampai ke basecamp. Sembari menunggu, kami bertiga jalan-jalan, beli ini itu di
dalam pasar. Telor, mi instan, tempe, sayur, berbagai bumbu, dan kudapan pun
dibeli untuk bekal selama camp nanti.
Dingin terus menusuk
tulang-tulang kami di atas mobil pick-up. Namun, indahnya lanskap dini hari
membuyarkan semuanya. Sekeliling kami memang sangat gelap, tapi bintang-bintang
di langit rela menjadi atap. Azek! Kalau nulis beginiannya makin malam, kadang
memang makin jadi. Jadi bagus. Hahaha.
Langit dan sekitarnya
semakin mengagumkan ketika jarum jam menunjuk angka 5. Ya, pukul 5—6 pagi
adalah pemandangan luar biasa. Kita bisa melihat dengan jelas Gunung Cikuray,
lanskap Kota Bandung, dan garis-garis oranye cokelat melintang di antara
pegunungan. Subhanallah!
Sekitar pukul 6 pagi,
kami sampai di basecamp Gunung Papandayan. Registrasi, istirahat sejenak,
sarapan, foto-foto, berdoa, dan berangkaaaaat! Akhirnya kami sampai juga di
sini. Gw—khususnya—super speechless
karena wishlist bulan ini tercapai :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar