Kapan sih kali terakhir kita buka Al-Qur’an? Kalau buka twitter? Lebih sering mana ya kira-kira? Monggo dijawab sendiri ya. Nah, sayangnya di sini saya tidak akan membahas lebih lanjut tentang hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah). Sentil-sentil dikit boleh lah :p Mungkin kalau ngaji Qur’an, Juz’amma, atau Iqra, sudah terlampau biasa. Bahkan sejak ‘kita sadar bahwa kita hidup’, setidaknya kita pernah menyentuhnya. Berbeda lagi dengan Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA), mereka memberikan suguhan ngaji dalam kemasan yang unik pada 19-20 Juli 2013 lalu. Terkesan sangat muda, segar, juga—mungkin—baru. Ya, dua hari berturut-turut, masyarakat sekitar diajak ngaji bersama di Masjid Cut Meutia. Tentunya, acara ngaji ini dilaksanakan setelah melakukan salat Isya dan Tarawih berjamaah. Panggung megah ditata sedemikian rupa menghadap kiblat, tepat di selasar mesjid—sengaja biar malam tak terasa pekat. Sajadah pun telah siap digelar menjadi beberapa saf, khusus untuk partis
semuanya terangkum dalam pandora emas penuh warna, penuh dengan koma, namun akan diakhiri dengan titik oleh Sang Sutradara.