Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Lalu Pergi

Kepergian bukan untuk ditangisi, seperti perpisahan. Kepergian untuk dirayakan, diselamatkan. Karena, pertemuan tak pernah meminta kita untuk tetap hidup bersama. Pertemuan sekadar saling menjaga, saling merasa. Saling cerita perihal hidup, surut, bahagia, tangis, juga harap dalam doa. Mungkin terlalu kasar bila kusebut kepergian. Perpisahan mungkin lebih enak didengar. Perpisahan hanya menginginkan doa. Doa dari segala penjuru semesta agar bisa setia seperti sebelumnya. Berat. Memang. Kuharap, doa-doa yang dipanjatkan untuk melepasku, suatu hari sampai ke langit. Biar aku tenang. Tak ada tanggungan rindu. Dan tak perlu tangisan-tangisan sedu. (Juli)

Sedikit Cerita

Sengaja tak kuisi apa pun. Di pengujung April ini, aku ingin sedikit bercerita. Tentang doa-doa yang lalai kuterbangkan di udara, lama—sudah sangat lama. Tentang dunia baru yang terlampau membuai—hingga jarang airmata berderai. Tentang rasa-berbeda yang sampai saat ini menyetia, entah apa namanya—karena aku tak suka bila orang-orang menyebut istilahnya. Buram. Tak jelas. Cemas. Ketiganya ada, dan selalu hadir di persimpangan. Namun, nyaman. Mematikan. Hidup tak lagi harus jeli memilah—seperti di sini. Bebas. Jangan ditanya, aku sedang bercerita tentang apa! Terserah, mau kau tafsirkan apa dan bagaimana. Otakku, otakmu, dibesarkan dengan makanan yang berbeda; tumbuh di lingkungan yang sama sekali tak sama. Jangan harap, otakku dan otakmu sepaham! Tak semudah itu. Tuhan pun punya banyak alasan menciptakan perbedaan dua insan sekandungan. Jadi, tak usah heran. Aku sudah tak peduli lagi dengan statistik media ini. Pun, ketika suatu saat aku mati—tak ada seorang pun y