Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

Mengubah Gaya Hidup

Ada yang bilang “ you are, what you eat ”, atau dalam versi Indonesia biasa dikatakan ”di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat”, kira-kira begitu. Sekadar pernyataan, tetapi tidak pula diwajibkan untuk mengiyakan. Karena, hidup ini pilihan. Halah. Hahaha. Ngomongin tentang gaya hidup nggak akan ada habisnya, makanya gw di sini hanya akan membahas hal-hal sederhana yang—kira-kira—bisa dilakukan oleh setiap orang. Namanya juga berbagi cerita, jadi setiap orang boleh dong berbeda! Nah, sebenernya udah dari setahun lalu gw ‘tertarik/kepancing’ untuk melakukan gaya hidup sehat. Tentunya secara perlahan, proses. Mengapa? Karena sadar usia gw udah dua puluhan. Kemudian, akan semakin tua, lalu enyah dari dunia ini. Selain itu, gw juga sadar bahwa suatu saat—kemungkinan—terserang penyakit-tua. Apalagi kalau pola makan-kegiatannya kurang seimbang. Ditambah lagi, keluarga gw punya keturunan Diabetes. Makin lengkaplah motivasi gw untuk hidup-cukup-sehat. Dimulai dari mengur

Doa Pagi

Bertahun-tahun berkelana bertemu matahari berjumpa senja memeluk langit, menuju jalan panjang hingga Canberra; menapak ruas rasa di tiap sudut Australia. Engkau terlampau memesona aku tak sedang bermimpi : karena tak ada yang sia-sia dalam pasti.

First Day Sweetvalentrain Bandung

Yaks! Mari mulai dengan hari pertama trip sweetvalentrain Bandung. Malam sebelumnya, pas baru nyampe Perumahan Tamansari Bukit Bandung (tempat nginep kami), gw langsung menghubungi Shakila Trans. Alhamdulillah nyambung, dan bisa langsung pesen motor untuk besok paginya. Gw minta untuk dianter motornya ke TKP pukul tujuh/setengah delapan pagi, tapi si Mas nego, “pukul delapan aja gimana, Mba?” Hmm, okelah. Setelah itu, kami beres-beres, bikin rundown , dan istirahat. Jumat itu, kami bangun sangat pagi. Rencananya pukul 8 udah cus. Tak lupa membawa alat tempur: peta . Berjuta kali ke Bandung, tapi tetep aja belum hafal jalan --____--  Begitu motornya nyampe, jujur langsung sumringah banget, terutama gw sih. Seakan-akan otak gw bilang “ yes, akhirnyaaaaa, akhirnyaaaa, bisa muter-muter sepuasnya di Bandung kali ini ” ya meskipun gw dibonceng doang, tetep aja seneng. Bahagia itu nggak sederhana, karena harus nyewa motor dengan segala keribetannya. Ah, tapi tapi tapi terbayar sudah

Sweet Valentrain Bandung

Better late than never.. Semboyan yang tak pernah lekang dimakan masa. Hahaha. Ini sebenernya lebih mencari pembelaan terhadap diri sendiri atas ketidakdisiplinan menulis. Baiklah, kali ini gw bakal cerita tentang trip gw ke Bandung. (*semoga nggak bosen bagi yang baca karena sudah terlalu sering cerita tentang trip ke Bandung—dengan berbagai alasan dan keperluan), ya ya ya. Bulan lalu, dalam rangka menyambut Valentine, PT KAI punya promo yang diberinama “SweetValentrain”. Nah, di sini, PT KAI ngasih harga khusus untuk beberapa kursi. Jadi, ke mana pun bisa jauh lebih murah dari harga normal dengan cara “siapa cepat, dia dapat”. Setelah lalalili, menghubungi beberapa temen gw, dan sempat ganti tujuan, jatuhlah pilihan pergi ke Bandung. Err.. ya nggak papa juga, toh murah :D Kali ini gw pergi bareng adek kelas gw, anak 2012. Pas hunting tiket promo, keberangkatan Jumat udah ludes, pemirsah. Jadi, mau nggak mau harus majuin tanggal berangkat. Daaaan, dapatlah hari Kamis

Kata Seseorang

kata seseorang: Tuhan, bolehkah aku menikah dengan lelaki pilihanku? kami memang tak sama, karena bukan kecocokan yang kami cari. aku dan dia berbeda, sama sekali tidak ‘klop’ dari sudut mana pun, kami betul-betul berbeda. namun, aku sadar bahwa perbedaanlah yang abadi. tak kenal waktu dan ruang. semua tiba-tiba menyatu tanpa perlu alasan. karena, hidup bersama adalah pilihan, sama sekali tak perlu alasan. apakah Kau sendiri punya alasan dan banyak pertimbangan ketika memutuskan mencipta aku? aku tak ingin jawaban. cukup Kau saja yang tahu. kita tak pernah memilih bukan? ingin dilahirkan oleh siapa, di mana, kapan, dalam kondisi seperti apa? lahir ya, lahir saja. Kau yang tentukan, akan terus hidup atau putus nadi di tengah jalan. kali ini, izinkan aku memilih, sekali saja, Tuhan. boleh kan?

Diplomatis, Why Not?

Kalau kata pepatah “ bagai air di atas daun talas ”, artinya orang yang tidak punya pendirian tetap, kurang lebih begitulah. Secara sederhana, kalau kita dihadapkan pada dua pilihan baik dan buruk, ada kelompok orang yang milih baik, dan ada juga beberapa yang milih buruk. Kasarnya begitu. Namun, seiring kedinamisan hidup, terciptalah pilihan-pilihan yang nggak termasuk   dalam dua kategori tadi. Ya nggak seperti pelajaran PPKN, PMP, KWN—yang ada baik/tidak baik, terpuji/tercela. Statis amat hidup! Nah, contoh konkretnya adalah ketika ngomongin socmed. Katakanlah yang lagi hits tuh twitter lah ya. Perkara follow-unfollow, yang seharusnya tidak serumit kehidupan perpolitikan Indonesia. Pertanyaannya adalah siapa sih orang-orang/temen main/temen yang kenal, tapi nggak terlalu deket, yang tadinya di- follow , jadi di- unfollow ? Kenapa? Seringkali dua hal ini jadi bahasan yang tak ada habisnya. Menurut gw, follow-unfollow itu termasuk HAM. Ya mungkin itu bisa jadi pasal berikut

Kicau

Pengalaman tak bisa dibeli.  Maka dari itulah waktu hanya berputar sekali. Kesalahan memang diciptakan berulang. Bukan untuk pulang, melainkan kembali ke tantangan. Seberapa sadar bahwa kita harus tetap ada?