20.3.12

Masih Saja Menyelinap

Hey, dear.. *nyapa yang di sono*
Malam ini gw akan berbagi tentang kekaguman gw terhadap seseorang. Sebenarnya sudah sejak lama deru asmara ini muncul begitu saja tanpa alasan yang jelas. Sssedap! Lalu, bagaimana bisa seperti ini? Pecahkan saja laptopnya, biar ramai! *ati-ati salah fokus*

Hmm, awalnya, sekadar iseng-iseng menyimak tontonan salah satu acara yang gw suka. Kemudian, berubah jadi candu. Lama-lama, ketika gw secara tidak sengaja melewatkan acara ini begitu saja, rasa-rasanya tak rela, meskipun untuk alasan/kegiatan yang lebih penting. Mengapa? Gw pun saat ini masih belum bisa menerka, yang seperti ini namanya apa. Yang jelas, sudah hampir delapan bulan gw mengikuti perkembangan kehidupan di ranah ini. Mungkin, kalo bisa dianalogikan dengan twitter, tingkatannnya bukan lagi flooder, melainkan Get a life!

Dari mulai mimpi ketemu orangnya secara langsung, bisa nonton tanpa melalui makelar—televisi—sampai ngejar tiket ke Bandung, hanya demi ini. Ya, hanya demi ini, bukan yang lain. Ada kepuasan batin yang terkesiap saat gw mampu berada dalam lingkungan dan lalu-lalang kehidupan mereka—yang ternyata dengan mudahnya gw masuki, Alhamdulillah. Anugrah dari Allah selalu saja ada, padahal manusia setiap hari berbuat dosa. Di sisi lain, ketika gw—sekarang ini—merasa dimudahkan oleh Allah karena semakin dekat dengan mereka, dan merasa biasa aja, justru orang lain/teman-teman gw kadang menyanjung, terkesima, bahkan ada juga yang rajin interogasi ngorek-ngorek berita ‘gimana-gimananya’.

Kembali ke bahasan awal. Kagum. Sebelum doi terkenal seperti sekarang, gw pun telah sedikit banyak mengetahui latar belakang, dan karyanya. Kekaguman gw belum usai, hal ini masih berlanjut saat gw menemukan tulisan-tulisannya di beberapa situs. Seringkali gw berdecak, monolog dengan diri sendiri, lalu introspeksi. Dari mulai tampilan yang sederhana, tapi sangat terlihat berkharisma. Lalu, rangkaian kata demi kata yang dipasangkan pada sebuah dinding paragraf, tetap menenangkan jiwa pembacanya, meskipun tanpa menyisipkan permainan rima. Ya Tuhan, ada ya, orang yang seperti ini! Terima kasih telah Kaukenalkan aku padanya. Bukan sastra atau bahasa yang diulas, tapi kegelisahan-kegelisahan sederhana di hidupnya, yang pernah dialaminya, membuat dia tumbuh dalam lingkungan yang cukup mendewasakan alam bawah sadarnya. Sungguh! Gw masih kagum sampai sekarang.

Di Teater Tanah Airku, kali pertama bertemu. Jangan tanya seperti apa rasanya. Senyar. Lebih senyar dibanding tersentuh angin malam Kota Kembang. Tidak tau bagaimana harus mengucapkan sesuatu, padahal gw anak sastra. Ah! Perempuan selalu begitu mungkin, ketika bertemu dengan orang yang dikaguminya. Gw hanya melirik terendap-endap tanpa mau menatap dengan pekat. Ada rasa takut. Khawatir. Cemas. Tentunya berdebar. Dingin pun terasa penuh di kedua telapak tangan. Begitu sesak. Namun, itu semua sebanding dengan rasa bahagia tiada tara.

Di Kota Kembang, tahun lalu, gw juga sempat bertemu. Foto bersama, tentu tidak akan gw lupa. Hahaha.. Yea! Masih sama rasanya, belum berubah. Namun, kali ini gw bisa lebih dekat, dan merasakan atmosfer yang lebih menggila daripada sebelumnya. Aaaaaaah! Tolong jangan campurkan valium dengan morfin, gw nggak sanggup!

Jeda hampir dua bulan, Allah ngasih kesempatan agar kami bertemu kembali. Tuh kan?! Allah sayang banget sama umatnya, dikasih kejutan mulu. Dua kali pertemuan, sama-sama mengenakan kaos warna hitam. Yes, I am the black lover. Serasa sepesiaaal ajaaa. Hihihi. Bahkan, kali ini gw menolak bersanding bersama *halah, intinya gw menolak*. Cukup membuat gw hampir kehabisan napas, pingsan sejenak, lalu tumbang. Namun, untungnya gw bisa menahan gejala-gejala itu. Cuma yaaa, agak gemetaran dikit lah, hahahahaha. Pas gw megang kamera aja, masih gemeteran. Cobaan apa lagi? Bagaimana ini? Akhirnya gw segera menjauh dari sumber yang bisa membuat gemetaran gw makin besar amplitudonya. Kira-kira begitulah perjalanannya. Seru. Butuh perjuangan, pengorbanan, dan kesabaran.

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...