Kali ini gw akan
berbagi. Ya. Berbagi suami. Itu mah judul film ya?! Hahaha. Lucu, tapi gagal.
Nggak papa, yang penting usaha, masalah hasil mah belakangan. Iye nggak?
Hal
semacam itu sering terjadi saat open mic
berlangsung. Seseorang yang ingin dan berniat menjadi komik dalam komedi
tunggal, wajib banget mencoba open mic
ini. Mengapa? Karena justru di sinilah ajang asah mental untuk diri sendiri.
Namanya juga komedi tunggal (KomTung), jadi ya, memang seorang diri alias alone. Kuantitas mengalahkan kualitas.
Pernyataan ini berlaku untuk seorang komik. Mengapa? Pertama, semakin sering
melakukan open mic di berbagai acara open
mic, semakin terasah pula mental seseorang. Garing, jayus, sama sekali
nggak lucu, hampir lucu, setengah lucu, sampai terhitung lucu: ini fase yang
harus dilewati oleh seorang komik. Harus berani menerima berbagai respon dari
setiap penonton. Dari mulai kritik dan saran yang benar-benar membangun, sampai
ceng-cengan, hinaan, cercaan, cacian, makian bejat yang dilontarkan, harus
diterima. Tergantung bagaimana ia menanggapi semua itu. Bisa dengan lapang
dada, lapang jidat, lapang hati, sampai tanah lapang punya Bang Miun depan
kuburan juga dijabanin. Huahahha. Lucu nggak yang ini? *tetep nggak lucu ya? Yaudahlah!* situ juga
nggak ngasih bayaran ke gw kan buat stand up?? *nggak nyantai banget, maap*
Open mic ini diadakan seminggu sekali di
tiap komunitas stand up (sesuai kebijakan komunitas masing-masing). Publikasi
yang dilakukan biasanya dari mulut ke mulut, juga melalui sosmed, seperti twitter, dan twitter, dan twitter.
Nyahahaha. Soalnya gw belum pernah menemui publikasi acara open mic lewat facebook. Entah
sih, kalo publikasi lewat hati udah pernah belum ya? Eaaa, langsung galau. Ck,
anak muda era sekarang, rentan menderita galau akut. Ini gawat lho! Baru dikit
disinggung hati dan cinta, udah mewek, terharu, klepek-klepek. Hahaha. Piss yo
mamen! Namanya juga stand up, becanda kok, becanda, nggak serius.
Pada
dasarnya, open mic ini adalah sarana
melatih diri di depan panggung, juga menjadi area penjajalan materi yang
dibikin. Bahan-bahan yang udah dibuat semingguan suntuk sampai lupa makan, lupa
tidur, lupa kamu, hahahaha. Hmm, menurut pembawa acara open mic di ZOE Café sih, saat kita open mic, jangan berharap materi lo lucu, lalu penonton tertawa.
Jangan! Karena pada hakikatnya materi stand up adalah sesuatu yang biasa
ditemukan di lingkungan sehari-hari kita, itu artinya memang bukan suatu
kelucuan, melainkan keseriusan. Nah, dari keseriusan inilah kita olah menjadi
sesuatu yang tidak biasa. Masalah lucu atau tidak, itu belakangan, sob. Kalo
mau atau sekadar ingin tau bagaimana kiat-kiat kali pertama open mic dan belajar menjadi komik, ada
bukunya, bre. Namun, memang tidak dijual bebas di pasar mana pun. Sila hubungi
pihak-pihak terkait yang biasanya disebut komik. Rempong amat mau nyebut komik
doang, Dha! Naon? Halah. Nggak jelas.
Nah,
dari ulasan di atas, siapa yang biasanya nonton stand up comedy? Suka sama
komiknya? Atau hanya penikmat semu belaka? Hahaha, gabung di akun @Standup_UI
ya! Ujung-ujungnya ngajak. Gw berasa member
MLM dah :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar