Langsung ke konten utama

Privasi Berbingkai Fiksi

Alhamdulillah, baru bisa napas.

*kalo sedang kurang enak badan, lebih baik tidak memaksakan diri membaca ini*
Tidurnggaktidurtapingantukmeskipunbanyakyangmenungguesoksiapalagikalaubukanpenelitianpenelitianimpiansemogaberhasildanmendapathasilterbaikapapunitu..

Siapa pun, profesi apa pun, umur berapa pun, pasti pernah mengalami hal ini:
  • Lupa makan. Hal ini disebabkan oleh adanya detik-detik yang selalu mengejar tanpa toleransi. Mulai dari bangun pagi, lalu menyelesaikan apa yang harus selesai hari itu juga, pasti pernah lupa makan. Lupa, benar-benar lupa. Bukan karena sengaja puasa atau alasan apa pun. Lupa begitu aja.
  • Menunda membalas sms. Satu atau dua sms yang masuk. Mungkin akan memunculkan niat menunda membalas—karena menurut kita, tidak terlalu urgent, dan bisa dibalas setelah ‘urusan’ ini selesai. Kecuali sms-sms yang tidak bisa ditunda.
  • Mendadak lebih mudah untuk bisa fokus, tenang, dan serius. Walaupun dari lubuk terdalam udah cukup ‘mengejar jarum jam’, tetep bisa madhep lan manthep ngadepi pegaweyan.
  • Selalu legowo, berapa pun materi yang harus dikeluarkan. Hmm, kalo untuk yang satu ini, mungkin nggak semua orang dapat dengan mudahnya merelakan begitu saja demi sesuatu. Namun, kadang-kadang secara nggak sadar kita melegowokan hati kita, toh materi bisa dicari nek udah rezeki.
  • Ada aja hal-hal yang bikin hati kesel. Secara nggak sengaja, kalo ada satu hari yang menuntut banyak/ragam kerjaan/tugas/kegiatan, trus ada hal kecil di awal yang sedikit membuat bete, lalu kita ngedumel dikit, setelah itu niscaya seharian akan tidak selancar yang diharapkan. Mengapa? Efek domino. Efek domino dari sedikit ‘kotoran hati: ngedumel, kesel, bete, dll’ yang memicu sinyal-sinyal ketidaklancaran kegiatan seharian. Halah, haha.
  • Ada aja yang bikin kita menunggingkan senyum. Ini yang sangat tak terduga, yang biasanya terjadi setelah rangkaian kekurangberuntungan dirasakan. Namanya juga ‘ada aja’, yaaa ada memang, tapi bener-bener nggak terduga aja. Tuhan selalu ngasih kejutan-kejutan tak terhingga di luar nalar. Ini namanya hikmah dibalik peristiwa. Klise, tapi nikmatnya tidak bisa dideskripsikan secara gamblang kalo pernah merasakan. Seriusan deh!
Bagaimana dengan rentetan harian teman-teman? Ada yang samakah? Atau punya cerita yang berbeda? Bila berkenan dan bersedia, monggo lho. Kalo kata orang bule ‘feel free to share’ tentang ini. Namun, jikalau memang lebih nikmat disimpan secara privasi, mengapa tidak? Toh sama-sama kepingan hidup yang sekadar dibingkai fiksi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan