Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

Sarjana Humaniora

Setelah sekian lama dag-dig-dug tak karuan, akhirnya awal Juni lalu pun tereksekusi. Siang itu saya dieksekusi. Bukan oleh para panitera dan penguji, melainkan oleh para iksiwan dan iksiwati. (sedap kan, ada rima dalam kalimatnya, hahaha). Sebenarnya udah dari tanggal 29 Juni lalu, jadwal sidang untuk para—katanya sih kaum intelektual—iksiwan iksiwati. Tersebutlah Ucup dan Sisca yang mengawali parade S. Hum ini. Mereka berada di garda depan. Kemudian, teman-teman lain pun menyusul pada hari-hari berikutnya. Selamat! Selamat! Selamat! S. Hum! S. Hum! S. Hum! Mungkin enam kata inilah yang sedang akrab dinikmati pancaindra akhir-akhir ini. Bahagia, haru, lelah, menjadi satu dengan frasa ‘tak mau pisah’. Ya, memang beginilah. Lalu bagaimana lagi? Itu sih terserah. Nikmati saja dulu lalalili yang ada di depan mata, selanjutnya mau apa, itu sih hak prerogatip kita. Ya nggak? Bahagia . Lega. Gimana nggak? ‘anaknya udah berojol’ atau ‘telurnya baru pecah’. Semacam inilah analoginya

Hai Hai!

Pagi pemirsa, Saya sakit. Sakit karena terlalu lama tidak menulis. Menulis, hal sepele. Hal sepele yang apabila terlampau disepelekan, justru meningkat derajat kepentingannya. Huh! Hidup. Banyak yang ingin saya bagi, tentang hidup tentunya. Tentang apa itu hidup? Siapa yang menjalani hidup? Untuk apa hidup? Mengapa harus hidup? Dan, bagaimana hidup? (*serius amaaaat!) Yasudah, makan dulu sana! Eh, lagi puasa ya? Ganti, ganti! Tadarusan dulu sana! #edisiramadan