Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

The Black One

Sudah lama kita bersama, berapa tahun ya kira-kira? Kalau tak salah, sekitar empat tahun. Persis selepas SMA, kau mulai dekat. Sulit rasanya pisah barang sehari-duahari. Seperti ada yang kurang kalau “ada aku tanpa kamu.” Empat tahun, bukan waktu yang singkat. Setia ke mana-mana, saat kuliah, latihan marching band, jalan-jalan ke Bandung, ke manapun. Sampai-sampai, beberapa orang bertanya, “ kenapa sih kamu selalu nempel terus? Macam nggak ada yang lain aja, Dha! ” Lalu aku jawab, “ kalau aku nyaman, kenapa nggak?! ” Kemudian, di waktu yang lain, ada pula yang sedikit mengeluhkan, “ ganti kenapa, Dha? Bosen tau, itu-itu mulu! ” Saat itu, aku mulai belajar menerima, mengikhlaskan apa-apa yang terlontar. Bodo amat lah! Ini hidup saya! Hingga akhirnya, ada satu kesempatan yang memaksa untuk melepasnya, menggantinya dengan yang lain, yang lebih berwarna—katanya. Aku pun melakukan hal demikian. Pujian? Tentu banyak berdatangan dari mulut orang-orang yang selama ini mengeluhkan. N

Trip IBBC (1)

Acaranya kapan, postingnya kapan. Hahaha. Lebih baik dikeluarkan daripada membusuk di dalam. Semoga kebiasaan menunda macam ini pelan-pelan sembuh, aamiin. Yak, kali ini gw mau berbagi tentang perjalanan Jakarta-Bandung-Jakarta. Hmm, kalau buat asiknya sih bisa dibilang “geng IBBC”, juga kadang ada yang menyebutnya “geng Bandung.” SERAH LO YAA! (kalau yang ini, kata pengurus 2011-2012) hahaha. IBBC . Sudah dari lama gw berniat hadir di acara konser jazz ini. Setau gw, awalnya akan diadakan bulan November, tapi akhirnya dijadwal ulang bulan Desember, tanggal 22. Nah! Pas banget sama jadwal semifinal GPMB 2012. Hmm, sempet bimbang mau gimana nanti sih, tapi Alhamdulillah, gw udah memutuskan untuk tetap hadir di IBBC, dan final GPMB. Ya. Oke, kali ini tinggal cari barengan, juga lalalili terkait transportasi, dan sebagainya. Sempet ajak sana-sini, cukup panjanglah proses cari barengannya, sampai gw jerawatan karena cukup ribet. Hahaha. Nggak tau sih ini, jerawatnya karena emang r

"dokter pribadi"

Kejadian ini udah dari tahun kemarin sih, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali ya *klasik*  Judulnya memang demikian. Pertama, entah kenapa pagi itu, gw melangkah dengan penuh bara keluar kosan. Sebelum menuju halte Kukel, gw beli dadar gulung dua. Niatnya untuk bekal sarapan di kantor. Sampai halte, gw ketemu seorang perempuan paruhbaya, jadilah kami sedikit chit-chat . Jadi ingat almarhum nenek gw. Dulu, beliau selalu minta sama Allah biar dikasih umur sampai gw wisuda :’) namun, Allah lebih dulu memanggilnya. Nah, sebelumnya, pas 20 meter lagi hampir sampai halte Kukel, si bikun merah nggak kekejar. Akhirnya, gw pun menunggu bikun biru arah Pocin. Belum duduk, kurang setengah meter melangkah, ada ibu-ibu tiba-tiba tanya.              “ mau ke fakultas mana Mba? ”              “ saya Bu? Saya mau ke stasiun Pocin. ”              “ oh, mau ke mana? ”              “ saya mau ke tempat kerja Bu.. ”              “ oh, sudah kerja, saya kira masih kuliah

Paling 2012

Harusnya belum basi kalau gw ngepost momen-momen yang ‘paling’ di 2012 kemarin. Nggak apa lah ya, daripada tidak sama sekali, buat asik-asikan aja :D Nyatanya, kalau hanya diingat pasti akan lupa—meskipun dalam jangka panjang. Makanya, gw berusaha memindahkan memori yang masih ‘nyisa’ ke sini. *tercengeng 2012: setelah konser MBIC selesai digelar, ketemu orang-orang yang baik dan hangat, saling peluk, dan yah begitulah :’) *terbahagia 2012: saat wisuda, selain keluarga kandung, banyak juga sahabat yang datang (meskipun lagi-lagi selalu bersamaan dengan tes alat -_-‘). Yang di sini, yang di sana, full of charge deh pokoknya. *tercanggung 2012: ( awkward ) pas jadi official selundupan mbwg di bmbc Oktober lalu, gw dan Della sangat-sangat ‘nggak tau harus gimana’ saat official mbwg meneriakkan pekik Ganesha -_-‘ udah gitu, kami berdua bajunya beda pula, mencolok! Err banget. *ter-deg-deg-an 2012: tengah April, tepat tengah malam, fuh! *ter’dingin’ 2012: tengah April, pa

Malam Tak Berjudul

Malam ini, rintik turun lagi. Bahkan, sampai detik ini aku masih betah di depan layar kaca, padahal orang-orang di sekitarku telah berkelana ke tempat-tempat pilihan mereka. Biarkan aku menjalin keakraban kembali dengan malam. Malam yang penuh kepenatan. Malam yang kadang jalang. Malam biadab. Malam yang penuh keasingan pikiran. Malam yang selalu menampakkan kemesraannya dengan kabut. Malam yang sering menciptakan cemburu dalam sesaknya dadaku, sampai-sampai hilang sadar. Kemelut senang sekali muncul ketika larut. Banyak hal bergumul di otak. Bersenda gurau, bercanda ria, seolah-olah dunia cuma sanggup melihat hura-hura. Yang pahit-pahit, sakit, disembunyikan di alam baka. Padahal sebatas pura-pura. Sampai kapan? Sejatinya sampai persoalan-persoalan manusia lenyap dari permukaan. Kemudian? Kemudian? Lebih baik kaudiam, duduk tenang tanpa menyulut pertanyaan.