Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Sebentar Lagi

H-15 jam Count down. Apakah yang akan terjadi nanti? …………………………………………. ……………………………………. ………………………………. ……………………….. ………………… …………… ……… … . Mudah-mudahan tidak meledak.

Tahan Jarinya!

Hampir setiap hari menyugestikan terhadap diri sendiri: Tahan jarinya! Tahan jarinya! Sebuah penghilangan jejak? Mungkin. Sementara ini, masih untuk alasan tersebut. Entahlah nanti malam, besok pagi, siang, sore, atau bahkan besok malam. atau mungkin bukan untuk besok, lusa, dan hari-hari berikutnya namun, terlalu menakutkan jika hal itu terjadi. Lets see!

Dedendangan Ubiet dan Dian HP

Konser Musik Melayu “Dedendangan” ala Ubiet dan Dian HP Sabtu malam lalu masih meninggalkan bekas dalam otak. Well, seperti yang kita ketahui bahwa mereka sudah tak asing lagi di dunia musik. Ubiet, dengan suara berat yang khas. Dian HP, arranger tingkat dewa yang ‘bisa aja lho’ bikin perpaduan aransemen unik dari alat musik modern dan melayu—tentunya. Mereka mengajak Anu Sirwan, dan teman-teman pemusik lainnya untuk memukau penonton di Teater Salihara. Layaknya jatuh cinta, yang membuat lidah kelu, padahal sebenarnya banyak yang ingin disampaikan. Namun, mungkin lebih baik disimpan supaya tidak lekas hilang dari ingatan. Tsaah. Terlalu memesona. Ah sudahlah. Haha. * khayalan tingkat superdewa: ada Ubiet dan Dian HP di resepsi pernikahan saya nanti * Aamiin. :)

Keroncong

Pertama : sangat sangat kaget liat salah satu aula di Untar. Megah gila! Speechless. . Kedua : genre keroncong merupakan salah satu jenis music yang sangat tidak gampang dinyanyikan. Apalagi pola titinada yang menjangkau dari rendah sampai tinggi, belum lagi vibra keroncong yang khas, tidak sembarang penyanyi bisa menyanyikan dengan baik dan benar. Hampir sama seperti genre dangdut, perlu bakat alam (red.). Berbeda lagi dengan vibra pada lagu-lagu seriosa. Keroncong lebih menuntut kelembutan suara, cenderung ‘empuk’, dan vibra yang diproduksi sangat jarang menggunakan falsetto. Pada seriosa, bisa dibilang cenderung agak lantang, hampir semuanya falsetto, dan resonansi ritme vibranya lebih cepat (red.). CMIIW. Nggak percaya? Coba aja nyanyiin salah satu lagu keroncong Janjiku atau Fantasi . Selamat mencari dan mencoba!

50:50

Naik taksi pagi buta berjam-jam, pulang-pergi: ini namanya ujicoba pada manusia yang mempunyai tingkat kemungkinan mabok cukup tinggi. Efeknya adalah puyeng-puyeng dan migraine menyerang seharian, bahkan sampai hari berikutnya. Niatnya mau melawan batas diri, mencoba memberanikan pikiran dan badan. Namun, nyatanya percobaan tahap awal ini fifty fifty. Berhasil tidak mabok, tetapi meriangnya belakangan. Fuh. Baiklah. 

Membaca Puisi

Membaca puisi. Hmm, mudah atau sulit? Lebih dari sepuluh tahun bergulat dan bercinta dengan puisi, baik menulis maupun membaca. Membaca untuk diri sendiri, membaca untuk orang lain, menulis puisi untuk diri sendiri, juga menulis puisi untuk orang lain—bahkan untuk diikutkan lomba. Memang tidak sesering master piece Nana Eres, tetapi gw sedikit tau ‘bagaimana membaca puisi yang baik’ (red.). Pada tulisan gw sebelumnya, sudah ada beberapa hal yang gw beberkan tentang ‘dunia kepuisian’ gw. Namun, semakin ke sini, gw semakin punya banyak referensi dalam hal ‘gaya membaca puisi.’ Lingkungan, kultur, dan perbedaan ‘aliran’ merupakan contoh faktor yang paling kentara memengaruhi si pembaca. Unik. Bukan soal bagus atau tidak, melainkan soal gaya dan idealisme tiap-tiap pemuisi. Di tahun terakhir gw ini, (aamiin).. Gw pun memberanikan diri untuk mencoba peruntungan tangkai baca puisi di ajang Peksimida. Yaaa, walaupun sebenarnya ini lebih tepat disebut karena dorongan dari Nana Eres.

Katanya #longweekend

Pagi guys :) * sok asik * Hari libur selama empat hari ini dihabiskan untuk ngapain aja? Traveling ? Touring ? Ke Bandung? Bali? Atau ngapain?   “ temen gw liburan ke Singapore, Dha. Berak duit nih dia !” kata Icha.   “ besok gw ke Batam, Dha, ada seminar di sana .” kata Jo.   “ Mba Idha, besok Yuan pulang ke Tegal kayaknya, sampe Minggu .” kata Yuan.   “ Touch down !” @ Cipaganti, via foursquare >> Status twitter Peppeishaam. hmm, apapun kegiatannya, ingatlah, besok udah Senin! Hahaha. Sekadar mengingatkan, nggak ada maksud apa-apa. FYI, gw baru tersadar di hari Rabu, kalo ternyata Kamis-Jumat-Sabtu-Minggu ini adalah long week end . Biasa, alasan klasik—nggak ada kalender pengetahuan. Gw termasuk tipe anak kosan yang nggak punya kalender dinding/kalender yang ada tanggal merahnya selain hari Minggu. Nah, jadi yaa, taunya hari Minggu doang yang warnanya merah. Gitu. Boleh dikatakan, hal tersebut merupakan salah satu penyebab ketidaksadaran gw atas libur-agak-

Sudah Cinta, Mau Diapakan Lagi?

Semenjak SD, begitu gw dipertemukan dengan puisi, gw langsung suka. Tanpa memedulikan bahasanya yang penuh kiasan atau perumpamaan. Tanpa tau makna dari setiap katanya. Suka ya, suka. Tanpa alasan. Kalau alasan untuk suka udah lenyap, berarti nggak ada alasan lagi untuk suka dong?! Sama halnya kalau kita ditanya tentang ‘cinta.’ Misalnya, “ kenapa sih, kamu cinta sama dia? ” “ abis doi ganteng banget! ” (* kecuali untuk alasan yang memang sudah menjadi watak asli sesuatu/seseorang ). Kembali lagi ke puisi. Di SMP pun, gw berhasil dibuat terpesona oleh seseorang yang membawakan sebuah puisi dengan apik, ekspresif, dan ‘dalam.’ Katakanlah ‘ kami saingan ’ berat. Hahaha. Well , meski begitu, gw tetap pada jalan gw, dan dia tetap pada jalannya. Dalam hal ini, maksudnya ‘aliran, gaya, dll.’ Ini dari tadi banyak tanda kutip satu ya? Nggak papa lah. Nggak dosa ini. Nah, hmm, sejak saat itu, selalu ada perang dingin di setiap lomba baca puisi. Aaah, kangen bersaing seperti itu lagi.

Hidup Untuk Tanda Tanya (?)

Seharusnya banyak yang berkesan pada April. Namun, sayang, April tidak sadar. Mungkin kesan hampir bosan dengan kejutan. Saya juga tidak pernah punya pikiran untuk membencinya, sekalipun telah kali kesekian dibiarkan begitu saja. Entah tidak sengaja, atau memang terencana. Semua berjalan sesuai alurnya, tetapi belum selesai. Justru di sini, episode akhir masih dalam tanda tanya. ……………………………..???

Tentang Radha

Beberapa minggu lalu, “ Radha kepada Khrisna” berhasil dibawakan. Alhamdulillah, semua atas karunia Allah yang Mahakuasa. Perjuangan saya memang belum seberapa, tetapi bagi saya, ini cukup berkesan. Kali pertama diputuskan bahwa salah satu lagu yang dibawakan adalah “ Radha kepada Khrisna ”, saya langsung menciut. Gimana nggak? Lagu ini terhitung spesial: penuh lengkingan, diisi oleh suara-suara sopran, agak nyinden, dan butuh napas yang panjang. Huhuhu. Sejak saya pensiun ‘berciuman’ dengan Baritone 34, napas saya cenderung pendek, cepat habis. Baiklah, ini memang derita saya. Namun, dibelakang kekicepan-keminderan-dan berbagai keraguan yang bersarang dalam dada, saya punya niat yang kuat untuk dapat menaklukan si Radha ini. Sangat menantang buat saya, justru ini langkah awal untuk membuktikan seberapa besar usaha dan kebertahanan diri menghadapi rintangan yang mau-tak-mau harus dilakukan. Yes, I’m ready! Gara-gara ‘Radha,’ saya memutuskan untuk memulai kegiatan gowes sepe

Kata Teman

Kata @sastraisranto, “lebih baik tidak banyak berharap.” *baiklah, nanti saya coba ya Bi :’) Kata @nanaeres, “kamu pasti bisa,” | “aku optimis kamu juara 1.” *mau peluk Mba Nana :’) Dua hari ini dikuatkan oleh salah dua orang di atas. Tentunya dalam dua hal yang berbeda pula. Namun, apa pun itu urusannya, makasih banyaaaak. Aku sayang kalian.

Kejutan Manis Waktu Gerimis

Sabtu lalu terasa manis. Bukan hanya itu, kejutan demi kejutan datang di antara gerimis dan hujan. Pertama, bagi kami (Sasina, red.), merupakan suatu kehormatan diundang pada peluncuran buku @arnellism :’) buku pertamanya: Now and Then . Tempat peluncurannya di Kedai Lentera (@lenteratimurcom), milik Mba Ken. Tenang, klasik, sederhana, penuh tawa: kurang lebih begitulah impression yang ditimbulkan dari awal hingga akhir. Aaaaaak, menjalani Sabtu malam bersama teman-teman seide, sehati, dan sehobi memang nikmat yang tak terbantahkan. Apalagi, si nona @jemarimenari, tante @NDIGUN, dan @rizkymamat pun turut meramaikan panggung hiburan. Asupan batin saat itu tetiba langsung full . Bisa ketemu, ngobrol, tertawa, juga  menggalau murka bersama lantunan @Sasina_. Belum lagi, ada @atre7, kemudian rekan-rekan dari Jakarta Berkebun, Akademi Berbagi, serta kawan-kawan lain yang tak kalah semarak. Kesannya yang dateng banyak, padahal hanya beberapa orang saja di sana. Itu artinya, pencit

Ingin Masuk ITB

Usia bukan segalanya. Mungkin ini pembuka yang tepat. Biasanya, anak-anak SMA yang gw ajar, bisa gw tebak ‘isi otaknya’ dari cara berbicara, cara dia menyapa, berkomunikasi dengan gw, dan melalui cerita-ceritanya. Kemarin, ketika gw ngajar anak SMA di Bintaro, gw cukup ternganga. Baru kali ini gw bertemu murid secerdas dia. Hmm, singkat cerita, dia tau banyak tentang Indonesia. Mulai dari Presiden Soekarno, Soeharto, Habibie, Megawati, Gusdur, SBY, bahkan dia juga tau banyak tentang Budiono, Jusuf Kalla, Sri Mulyani, dan para pejabat negara lainnya. Bukan hanya sekadar tau nama, jabatan di negara sebagai apa, tetapi juga sepak terjang setiap sosok, she knows them well . Wow! Biasanya memang ‘ada sesi curhat/cerita-cerita' setelah kami belajar materi SNMPTN.  Nah, uniknya, dia punya cita-cita yang cukup mulia bagi Indonesia. Gw nggak akan mengumbar ‘apa cita-citanya’ di sini. Cukup gw, dia, dan Tuhan yang tau. Hihihi. Hmm, yaaa, bisa dibilang, mungkin ini ‘kode etik pengajar’ ha

Jember Fashion Carnival (JFC)

Jember Fashion Carnival (JFC). Awalnya gw hanya mengetahui bahwa acara ini sekadar acara fashion yang diadakan di Kota Jember. Namun, setelah beberapa minggu lalu bertemu dengan Mas Dynand Fariz di Esmod Jakarta, lalu mendengarkan sedikit kisahnya dari beliau, gw semakin kagum dengan acara ini. Pertama, gw sempat kaget ketika beliau berkata bahwa JFC ini adalah acara nonprofit, alias acara sosial. Lho? Kok bisa? Karena ternyata banyak fakta yang tersembunyi dibalik megahnya acara ini. Pertama, acara ini diadakan di Kota Jember (yang kabarnya merupakan ‘kota santri’). Dynand berhasil mengubah paradigma bahwa berkesenian juga merupakan bagian dari ibadah. Ya, ibadah kepada Allah atas syukur nikmat kreativitas yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. Kedua, dalam JFC, siapapun bisa menjadi talent catwalk . Orang-orang dari kota hingga orang-orang dari desa-desa terpencil sekalipun. Dari saya, oleh saya, dan untuk saya. Para talent membuat sendiri kostumnya, ide pribadi, dana

Born To Sing

Melanjutkan bahasan sebelumnya, tentang MAYDAY! dan para penyanyi yang bikin speechless , gw jadi mikir: tapi memang, di dunia ini, benar-benar ada segelintir manusia yang diciptakan untuk ‘menyanyi.’ Mengapa gw kasih tanda kutip? Karena iseng aja, hahahaha. Baiklah, ini nggak lucu, Idha! Menurut hemat gw, suara bagus bukanlah segalanya, tapi untuk menyanyi membutuhkan suara yang bagus, huahahaha. Jadi?? Hmm, gini gini, coba bayangkan antara suara bagus dengan suara yang tidak bagus (* yang kayak apa? Secara subjektif dulu aja *). Kemudian, bedakan antara menyanyi yang baik dengan menyanyi yang belum baik, meskipun si penyanyi punya suara yang bagus. Ya gitu lah, hahaha. Bagi yang belum memahami apa yang dimaksud, bisa langsung menggunakan layanan ON CLINIC ya! * sumpah, ini jayus banget! * Nah, hmm, bagi readers yang punya suara bagus, syukurilah! Meskipun belum bisa menyanyi dengan baik. Lalu, bagi yang bisa menyanyi dengan baik, padahal bersuara pas-pasan, tetap syukuri j

MAYDAY! MAYDAY!!

Senin, ditemani gerimis yang romantis. Biarlah rintik hujan membasuh bumi pagi ini, biar tanah yang kering punya semangat lagi. Kali ini gw ingin berbagi tentang sesuatu, tsaah. Beberapa hari yang lalu, baru saja terlaksana sebuah acara—lebih tepatnya konser musik—yang bertemakan Art for Charity , khusus dipersembahkan untuk Mas Dedi Kuncoro alias Mas Dekun. Siapakah Mas Dekun? Sila tanya anak FIB, insya Allah tau. Hehe. Acara MAYDAY! MAYDAY!! dimotori oleh Teater Pagupon, IMSI, dan IKASSLAV. Seluruh penjualan tiket acara ini akan didonasikan untuk biaya rawat Mas Dekun. Hmm, baiklah, karena judul tayangan ini adalah “ MAYDAY! MAYDAY!! ” maka sudah sepatutnya bahasannya  pun tidak jauh-jauh dari hal itu. Begini ceritanya, di acara ini banyak pengisi acara yang menurut gw WOW banget. Ada Payung Teduh , The Bobrocks , Sasina , dan Dini Budiayu . Awalnya, gw hanya tau tiga dari empat guest star tersebut. Namun, untuk mengobati rasa penasaran, akhirnya gw pun berniat akan stay

...

Rindu selalu saja membawaku pada titik temu. Apakah aku hanya boleh menemuimu pada saat-saat tidurku? Khusus rinduku ini benar-benar tak mengenal waktu: ketika matahari muncul, menegaskan teriknya di tengah, lalu perlahan menyelinap, hingga saat larut menjemput. Pengecut sepertiku tak perlu kaurisaukan. Mungkin suatu saat nanti, aku akan memberanikan diri menyampaikan rinduku padamu. Namun, sementara waktu, biarkan hujan dan kabut yang mengirim rindu lewat malam: untukmu. Ya, tentunya sengaja kusiapkan untukmu, bukan untuk orang lain atau siapapun.