Bagi penderita sakit kepala, nyeri mendadak saat
kita sedang berkegiatan adalah hal yang paling mengganggu. Apa yang dilakukan
jadi kurang maksimal. Bukan menyalahkan datangnya si nyeri, dan menjadikan
alasan utama untuk menghindar dari pekerjaan, melainkan ‘harus banget ya, nyerinya pas gw lagi butuh energy full yang mikirnya
mesti pake otak?’ pekerjaan apa pun dipikir pake otak sih, tapi porsinya
aja yang beda-beda.
Sakit kepala mendadak sudah lama saya alami. Mungkin
migrain. Nah, migrain ini selalu datang setelah tubuh dan otak saya
diberdayakan sepenuhnya dari pagi hingga larut malam. Padahal, saya bukan omnivora
alias pemakan segala makanan, apa pun jenisnya. Asupan makanan saya nggak
neko-neko. MSG dari snack-snack angin
rasa surga dunia pun bisa dihitung jari, setahun hanya berapa kali. Selalu minum
air putih cukup dan jarang sekali minum air berwarna, seperti kopi, teh, bahkan
soda pun nggak sama sekali, juga minuman kemasan berpengawet. Paling banter,
saya cuma mengonsumsi sari kacang hijau, yoghurt, mogu-mogu kelapa atau tipco.
Saat nyeri menyerang, saya sangat menghindari yang
namanya minum obat pereda. Kecuali dengan sangat terpaksa karena harus tetep ON
pada deadline kerjaan. Banyak yang
menyarankan bahwa sebaiknya diperiksa ke dokter. Duh, please! Memang, dengan begitu kemungkinan tahu penyakitnya akan
lebih mudah, tapi di sisi lain ada rasa takut, parno. Ujung-ujungnya dikasih
kapsul paling. Lagi-lagi obat. Mending minum jamu deh, sepahit apa pun. Tapi jamunya
dicampur madu, hahaha.
Dugaan sementara dari saya pribadi sih sederhana.
Karena mata saya lelah berakomodasi penuh dan uratnya terlalu tegang. Ini bisa
ngaruh ke saraf otak belakang, makanya bikin sakit kepala atau migrain. Obatnya
ya, tidur. Kalo kebetulan punya waktu untuk tidur. Kalo nggak? Nah, kan. Repot juga.
Selama ini solusinya: makan coklat, diolesi minyak angin, dan melakukan posisi
rukuk atau sujud (bisa jadi karena aliran darah ke otak berkurang). Kadang ampuh
juga.
Akhirnya, saya beli dumbbell. Hahaha. Nggak ada
korelasinya ya? Ada kok. Dumbbell-nya berguna banget biar tiap saat bisa
olahraga, meskipun di dalam kamar. Sesuai kebutuhan, juga keniatan. Setidaknya,
memaksa tubuh untuk rutin bergerak dan berkeringat. Semoga ini hanya sakit
kepala biasa. Semoga sakit kepala selama ini memang karena mata minus saya terlalu
lelah. Dan, semoga nggak datang di saat-saat otak butuh diperes. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar