Langsung ke konten utama

JGTC 2013: Feel The Night

Perhelatan Jazz Goes To Campus tak berhenti sampai sore semata. Hujan deras yang mulai mengguyur area konser tak menghalangi riuh penonton. Semakin malam justru semakin banyak yang berdatangan menuju panggung. Mereka menunggu Depapepe, Kyoto Jazz Massive, Tulus, atau mungkin Raisa. JGTC 36 memang lebih berwarna dari JGTC sebelumnya, terutama dari segi pengisi acara.
Idang Rasjidi - Oele Pattiselanno - Iwan Wiradz - Yance Manusama
Mendengar kata jazz, rasanya tak lengkap jika tidak menyebut musisi yang telah lama menyelami genre jazz. Idang Rasjidi. Ya, Idang mulai dikenal pada tahun 1989 karena piawai memainkan piano, juga sering membawakan lagu dalam alunan mind blowing. Pada JGTC lalu, Idang sepanggung bersama Oele Pattiselanno—seorang gitaris jazz. Juga Iwan Wiradz—percussionist—dan Yance Manusama, bassist jazz. Perpaduan yang apik dan sempurna ini semakin bernyawa karena Sastrani Titaranti, vokalis dengan range oktaf cukup tinggi menambah kesyahduan panggung Jazz It Your Way.

Pada acara Ngayogjazz November lalu di Jogja, Idang sempat mengajak Yendri Blacan untuk menyanyikan lagu dengan aransemen jazz melayu. Malam itu, seorang bassist muda berusia 15 tahun juga ikut menyemarakkan aksi panggung Idang Rasjidi dalam Syndicate. Namanya Samuel Song. Keduanya meraih penghargaan: Idang Rasjidi mendapat Lifetime Achievement 2013, sedangkan Samuel Song—sang bassist muda—memeroleh predikat Young Talent 2013 pada JGTC kali ini.

Beda panggung, beda pula suasananya. Penonton khusyuk duduk lesehan di halaman depan FE, panggung Mandiri. Mereka sudah siap menyambut penampilan Monita Tahalea and The Nightingales. Selain Chaka Priambudi (bass), Yoseph Sitompul (piano), Jessi Mates (drum), Gerald Situmorang (acoustic guitar), dan Ricad Hutapea (saxophone), Monita memboyong dua pemain lagi, yakni Kenny Gabriel (trumpet) dan Fajar (trombone) sebagai pelengkap grupnya malam itu.
Monita and The Nightingales
Lagu Somewhere Over The Rainbow dibawakan oleh mereka dalam aransemen yang menarik, menimbulkan kesan manis dan melankolis. Monita—dengan suara tipis khasnya—mengajak penonton untuk ikut bernyanyi bersama di lagu tersebut. Tidak hanya itu, ia juga menyempatkan berkomunikasi (chit-chat) dengan penonton sebelum membawakan lagu Senja—lagu yang menyempurnakan kegalauan para penggemarnya.

Mari bersepakat bahwa musik jazz tidak melulu bertempo lambat atau ballad. Beragam aransemen telah ada dalam genre musik jazz itu sendiri. Sebut saja Barry Likumahuwa Project (BLP). Kali ini, BLP menyuguhkan “Tribute to Miles Davis” bersama Benny Likumahuwa (trombone), Jordy Waelauruw (trumpet), dan Bubugiri. Lagu Milestones, Kind of Blue, dan medley All Blues-So What-Blue In Green menjadi lagu andalan untuk mengenalkan Miles Davis kepada penonton. Penampilannya di Telkomsel Stage mampu menggabungkan feel jazz dengan fusion, juga kombinasi funk soul rhythm dalam lagu Unity, Generasi Synergy, dan lagu barunya: Inner Light. Ketiga lagu ini berhasil membuat penonton ‘jejingkrakan’ di depan panggung dengan penuh energi.
BLP feat. Bubugiri
Meski malam semakin larut, dan gerimis belum juga surut, penonton JGTC masih setia menanti penampilan Dwiki Dharmawan Quartet di BCA Stage. Dari beberapa lagu yang dibawakan, tampaknya lagu Janger menjadi senjata pamungkas yang menyita tepuk tangan penonton. Dwiki mengajak Dika Chasmala (violin), Sandy Winarta (drum), dan Kevin Yosua (bass) membawakan lagu tersebut bersama Rega Dauna. Salah satu putra Glen Dauna yang piawai memainkan harmonica. Tone yang dibunyikan Rega tak usah ditanya kualitasnya, meski ia terbilang sangat muda. Juga Syaharani, penyanyi bersuara jazzy ini membuat penampilan Dwiki Dharmawan Quartet semakin melegenda di telinga penggemarnya.
Dwiki Dharmawan Quartet
Dwiki Dharmawan feat. Syaharani
Andien - Tompi
Menutup pergelaran Jazz Goes To Campus, tentunya belum afdol jika tanpa penampilan kolaborasi antarmusisi. Setelah penonton puas dimanjakan dengan debut Tompi yang membawakan lagu Lulu dan Siti, Selalu Denganmu, Tak Pernah Setengah Hati, kolaborasi pun disajikan. Mulai dari Andien, Barry Likumahuwa, hingga Dwiki Dharmawan. Lagu Treasure milik Bruno Mars pun disulap menjadi “lagu mereka”. Unjuk kualitas Tompi, Andien, Barry, dan Dwiki memang menjadi penutup yang pas. So, jangan sampai absen di JGTC 2014, guys!
**photo by: @fajarnuansa dan @idhaumamah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan