14.12.13

JGTC 2013: Groovy Your Evening

Siapa bilang kampus hanya untuk urusan akademis? Jika benar demikian, maka ada yang tidak seimbang dalam tatanan tersebut. Jazz Goes To Campus (JGTC), festival jazz yang telah 36 kali diadakan di kampus perjuangan, mampu memberi warna baru, juga penyeimbang jiwa. Terbukti bahwa seni memang tidak bisa dipisahkan dari apa pun. Pergelaran musik yang satu ini tak pernah luput mencuri perhatian masyarakat sekitar Jakarta—khususnya kampus Universitas Indonesia. Konser yang bertajuk “Jazz It Your Way”, 1 Desember 2013 lalu berhasil memeriahkan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI). Ribuan penonton memadati area konser yang terbagi dalam empat panggung: Telkomsel Stage, Mandiri Stage, BCA Stage, dan Jazz It Your Way Stage.

JGTC tahun ini dimeriahkan oleh sekitar 40 artis lokal maupun internasional. Sebut saja Pretty Lotion, band yang digawangi oleh Eron Lebang (vocal), Agi Anggadarma (synthesizer), Ben Atta (keyboard), dan Satrio Pratomo (bass), mengusung jazz semi-reggae, neo soul, hip-hop, juga electronic seperti pada lagu DYNAMITE ft. Mysterious Misses. Jebolan SAE Institue Jakarta ini memang menyuguhkan warna segar dan atraktif dalam aransemen mereka.

Lain halnya dengan Soundscapes, lagu Prasangka dan Workout yang kental dengan funk jazz dan fusion mampu membawa penonton ke ranah yang berbeda. David A. Doloksaribu (keyboard), Made Widhia (bass), Kevin Dwi (drum), Yenezkiel D. Sumarauw (drum), Jonathan (saxophone), Happy Andrian (vocal), Stefanus (guitar), dan Hendry Wijaya (keyboard), memukau penonton di Jazz It Your Way Stage. Meskipun usia mereka tak lebih dari 20 tahun, kualitas permainan musiknya patut diacungi jempol.

Mandiri Stage juga tak kalah ramai. Penampilan dari Revival Generation Project (RGP) cukup unik. Mengusung tema etnik—selain berbatik—lagu-lagu yang mereka bawakan juga terasa “Indonesia” dalam lagu andalannya: Trip to Riau dan Rayuan Pulau Kelapa. Satu lagu yang berhasil mencuri perhatian penonton adalah Judgement Day. Suara Ria Septiani (vocal) memberi efek mistis dalam lagu tersebut. Ria dan personelnya: Fernando Sutarli (guitar), Nadya Belansky (piano), Marvin Triyanto (bass), dan Titus Bayu (drums) bermain di ranah blues, swing dan rock’n roll. Meskipun tanpa sketching, jazz-nya tetap terasa. Hal ini membuktikan bahwa musik jazz dapat dibumbui dengan berbagai macam aransemen tanpa menghilangkan unsur murni jazz.
RGP
Seperti biasa—pada JGTC sebelumnya—mendung terus menyelimuti seluruh panggung. Tentunya hal ini tidak menggoyahkan sedikit pun niat para penonton untuk batal menyaksikan musisi idolanya unjuk gigi. Beruntung, cuaca siang hari tak sepanas biasanya. Hanya rintik gerimis yang menjadi pemanis JGTC hingga sore tiba. Penonton masih tetap asyik menikmati alunan musik dari empat panggung tersebut. Apalagi penonton setia Bubugiri. Mereka rela berteduh di bawah guyuran hujan, tepat di depan Telkomsel Stage. Suasana sore hari semakin groovy saat Bubugiri naik pentas. Petikan gitar dari Giri cukup melenakan para penggemarnya.
Bubugiri feat. Indra Dauna
Kali itu, Bubugiri membuka penampilannya dengan musik scoring dari film Sokola Rimba. Mereka berdua memang dipercaya mengisi scoring dalam pembuatan film Mira Lesmana dan Riri Riza. Kemudian, tak ketinggalan lagu Message In The Bottle (The Police) dan Englishman In New York (Sting) yang dikemas oleh suara khas Bubu. Kedua lagu ini terasa spesial dengan bubuhan terompet dari Indra Dauna. Tak lupa, medley sting Esperanza Spalding (I Know You Know) juga dibawakan sebagai lagu pamungkas mereka. Lengkap sudah, Bubugiri menjadi sajian yang pas di penghujung sore saat itu.

**photo by: @fajarnuansa

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...