Ini bukan garapan baru saingan “Demi Ucok” agar menang di FFI. Sama sekali
bukan. Mei lalu, akhirnya saya, Della, dan Vieza berangkat ke Jogja. Kami bertiga
saja. Sebelumnya, sekitar Maret/April secara tidak disengaja melihat tweet Atha
dan Diego—IKSI 09—tentang Perayaan Waisak di Jogja. Daripada mati penasaran,
dikliklah link tsb, dan jadi keterusan deh pengin tahu lebih lanjut 5W1H Waisak
itu. Hahaha. Berhubung saya punya stok temen yang murahan kalau diajak jalan,
saya langsung menghubungi doi plus ngasih tahu linknya, siapa tahu berminat. Selang
berapa lama, tanpa basa-basi, dia pun mengiyakan. Mureeee!
Setelah gugling sana-sini, ketemulah saya dengan jodoh. Hahaha, bukan.
Maksudnya, saya nemu salah satu perkumpulan pejalan yang kebetulan mau ngurus ini
itu untuk Trip Waisak di fesbuk. Ada rundown
sederhana plus total cost. Wuih! Saya
langsung invite Uswah, biar gampang. Pertama,
karena saya nggak tahu apa-apa tentang Pelepasan Lampion dan Perayaan Waisak—meskipun
udah berusaha tanya; gugling. Kedua, saya first-timer
ke acara dan perayaannya, khawatir ribet dan sebagainya, jadi ya nggak ada
salahnya gabung ke grup para pejalan itu. Ketiga, pengin tahu aja gimana
rasanya ikut grup traveler. Toh barangkali bisa nambah temen dan
jaringan.
Nah, ternyata temen saya yang murahan ini—sebut saja Uswah—ngajak beberapa
orang lagi untuk gabung. Salah dua yang nyantol ya si Della dan Vieza ini.
Segala reribetan pun disiapkan masing-masing, mulai dari sms si Mbaknya, transfer
ini itu, sampai akhirnya Uswah memutuskan berangkat ke Banyuwangi. Yap. Ayahnya
sakit, jadi Uswah pulang ke rumah. Pun bukan tepat bentrok di hari H,
setidaknya Uswah akan merasa lebih tenang tetap di rumah atau di Jakarta
sembari berdoa untuk kepulihan Ayahnya, alih-alih bertamasya menuruti ego
semula.
Baiklah, bertiga juga tak masalah. Anyway,
duo maut temen saya memang mau nggak mau harus bolos latihan marching band sih,
huahahaha. Nggak apa, dosa sehari. Buat saya pribadi, jadi berangkat ke Jogja
adalah salah satu kebahagiaan. Karena, Jogja-lah satu-satunya saksi bisu bahwa saya
pernah memuja gebetan yang sekarang beristri; beranak; dan telah mengabdikan
dirinya di salah satu rumah sakit. Dududu. Kali terakhir berkunjung ke sana
kalau tak salah sekitar 2009/2010. Itu pun main-main nggak penting. Pengin tahu
wujud Jogja yang sekarang, entah. Rindu ternyata cuma sesederhana itu rupanya.
Trip Waisak ini rencananya hanya 2D2N, tapi saya berniat lebih lama di
Jogja karena ada keperluan: ke UGM dan jalan-jalan, plus nengok MB-MB latihan. Seperti
apa perjalanan 2D2N kami? Insya Allah saya lanjutkan di tulisan berikutnya ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar