Langsung ke konten utama

TOEFL

Nggak terasa, udah Mei aja 
*telat Dhaaa, telaaat!*
Biar lambat asal selamat, itu sih kata peribahasa.

Gw mau cerita sedikit tentang peristiwa—yang tanggal 4 Mei lalu, gw alami. Di LBI FIB UI tepatnya. Sabtu lalu gw abis TOEFL. (*hah, udah? Gitu doang?)
Bukan TOEFL-nya yang membuat gw menulis ini, melainkan suasana saat TOEFL. Iya, gw akui, udah lama banget nggak ‘masuk kelas’. Beda banget rasanya. Di dalam kelas, gw nggak bawa buku-buku yang berbau bahasa Inggris, gw nggak mau belajar pas hari H. Justru, buku bacaan yang gw bawa adalah Pemberontakan Untung 1684.

Kembali ke suasana. Iya, suasana kelas. Kok tiba-tiba gw sangat amat rindu sekali banget ya, entah rindu kenapa. Nggak setiap rasa butuh alasan kan? Rindu ya, rindu aja, nggak pakai alasan apa-apa.

Manusiawi. Pas sekolah, pengin kuliah. Pas kuliah, pengin segera lulus. Pas lulus, pengin balik kuliah. Begitulah, siklus yang payah—yang mau nggak mau harus kita alami dan rasakan.

Gw jadi mikir, gimana nanti pas S2 ya? Semoga akan selalu siap menghadapi kelas kembali. Di manapun, kapanpun, dengan siapapun :’)

Khawatir pasti ada. Apalagi kalau tempatnya baru. Bener-bener sendiri, semuanya adalah teman baru. Nah, yang kayak gini, pantesnya diucapin “Selamat Menempuh Hidup Baru”. Hahaha.
Ya, semoga tengah tahun nanti ada yang ngucapin kayak gitu ke gw, aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan

Sedikit Tentang Nulis

Beberapa hari lalu, gw sempat mencoba memulai untuk menulis cerpen. Meskipun tema yang ditawarkan masih seputar cinta-patah hati, tetep aja, buat gw nulis cerpen itu butuh ide yang kaya, juga referensi yang cukup. Mungkin gini, nulis itu gampang, nulis apapun. Nulis cerpen juga bisa kok ngasal. Nah, kalo yang ngasal-ngasal mah gw bisa. Huahahaha. Yang butuh perjuangan itu nulis yang idealis, kaya ide, alurnya logis, dan enak dibaca. Walaupun gw udah kenyang teori-teori sastra, dalam hal ini nulis nggak banyak butuh teori. Ibaratnya, teori itu hanya menyumbang 5%. Justru 95% sisanya adalah kreativitas penulis dalam mengontrol dan mengolah, juga memilih kata yang tersedia di dalam otak kita. (*yang setuju, RT yaaa!) Huahahahaha.. Nggak semua penulis (‘orang yang menulis’) bisa langsung tarakdungces lancar bikin kalimat pertama di awal. Ada juga yang memang butuh mood bagus biar idenya mulus. Ada juga yang harus diputusin kekasihnya dulu, baru bisa ngalir nulisnya. Ehm, tapi gw buk