28.4.13

Lalu Pergi

Kepergian bukan untuk ditangisi, seperti perpisahan. Kepergian untuk dirayakan, diselamatkan.
Karena, pertemuan tak pernah meminta kita untuk tetap hidup bersama.
Pertemuan sekadar saling menjaga, saling merasa.
Saling cerita perihal hidup, surut, bahagia, tangis, juga harap dalam doa.

Mungkin terlalu kasar bila kusebut kepergian. Perpisahan mungkin lebih enak didengar.
Perpisahan hanya menginginkan doa.
Doa dari segala penjuru semesta agar bisa setia seperti sebelumnya.
Berat. Memang.

Kuharap, doa-doa yang dipanjatkan untuk melepasku, suatu hari sampai ke langit.
Biar aku tenang.
Tak ada tanggungan rindu.
Dan tak perlu tangisan-tangisan sedu.

(Juli)

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...