28.4.13

Sedikit Cerita

Sengaja tak kuisi apa pun. Di pengujung April ini, aku ingin sedikit bercerita.
Tentang doa-doa yang lalai kuterbangkan di udara, lama—sudah sangat lama.
Tentang dunia baru yang terlampau membuai—hingga jarang airmata berderai.
Tentang rasa-berbeda yang sampai saat ini menyetia, entah apa namanya—karena aku tak suka bila orang-orang menyebut istilahnya.

Buram. Tak jelas. Cemas. Ketiganya ada, dan selalu hadir di persimpangan. Namun, nyaman. Mematikan.
Hidup tak lagi harus jeli memilah—seperti di sini. Bebas.

Jangan ditanya, aku sedang bercerita tentang apa! Terserah, mau kau tafsirkan apa dan bagaimana.
Otakku, otakmu, dibesarkan dengan makanan yang berbeda; tumbuh di lingkungan yang sama sekali tak sama. Jangan harap, otakku dan otakmu sepaham! Tak semudah itu. Tuhan pun punya banyak alasan menciptakan perbedaan dua insan sekandungan. Jadi, tak usah heran.

Aku sudah tak peduli lagi dengan statistik media ini. Pun, ketika suatu saat aku mati—tak ada seorang pun yang akan mengenang tulisan tak bernama ini: manusia—dengan segala pemikiran tentang dirinya.

Tadi kukatakan di awal, aku ingin sedikit bercerita: beginilah.

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...