Malam ini, rintik
turun lagi.
Bahkan, sampai
detik ini aku masih betah di depan layar kaca, padahal orang-orang di sekitarku
telah berkelana ke tempat-tempat pilihan mereka.
Biarkan aku
menjalin keakraban kembali dengan malam. Malam yang penuh kepenatan. Malam yang
kadang jalang. Malam biadab. Malam yang penuh keasingan pikiran. Malam yang
selalu menampakkan kemesraannya dengan kabut. Malam yang sering menciptakan
cemburu dalam sesaknya dadaku, sampai-sampai hilang sadar.
Kemelut senang
sekali muncul ketika larut.
Banyak hal bergumul
di otak. Bersenda gurau, bercanda ria, seolah-olah dunia cuma sanggup melihat
hura-hura. Yang pahit-pahit, sakit, disembunyikan di alam baka. Padahal sebatas
pura-pura.
Sampai kapan?
Sejatinya sampai
persoalan-persoalan manusia lenyap dari permukaan.
Kemudian?
Kemudian? Lebih baik
kaudiam, duduk tenang tanpa menyulut pertanyaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar