12.1.13

Malam Tak Berjudul

Malam ini, rintik turun lagi.
Bahkan, sampai detik ini aku masih betah di depan layar kaca, padahal orang-orang di sekitarku telah berkelana ke tempat-tempat pilihan mereka.

Biarkan aku menjalin keakraban kembali dengan malam. Malam yang penuh kepenatan. Malam yang kadang jalang. Malam biadab. Malam yang penuh keasingan pikiran. Malam yang selalu menampakkan kemesraannya dengan kabut. Malam yang sering menciptakan cemburu dalam sesaknya dadaku, sampai-sampai hilang sadar.

Kemelut senang sekali muncul ketika larut.
Banyak hal bergumul di otak. Bersenda gurau, bercanda ria, seolah-olah dunia cuma sanggup melihat hura-hura. Yang pahit-pahit, sakit, disembunyikan di alam baka. Padahal sebatas pura-pura.

Sampai kapan?
Sejatinya sampai persoalan-persoalan manusia lenyap dari permukaan.
Kemudian?
Kemudian? Lebih baik kaudiam, duduk tenang tanpa menyulut pertanyaan.  

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...