Kejadian ini udah dari tahun kemarin sih, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali ya *klasik*
Judulnya memang
demikian. Pertama, entah kenapa pagi itu, gw melangkah dengan penuh bara keluar
kosan. Sebelum menuju halte Kukel, gw beli dadar gulung dua. Niatnya untuk
bekal sarapan di kantor. Sampai halte, gw ketemu seorang perempuan paruhbaya,
jadilah kami sedikit chit-chat. Jadi
ingat almarhum nenek gw. Dulu, beliau selalu minta sama Allah biar dikasih umur
sampai gw wisuda :’) namun, Allah lebih dulu memanggilnya.
Nah, sebelumnya,
pas 20 meter lagi hampir sampai halte Kukel, si bikun merah nggak kekejar.
Akhirnya, gw pun menunggu bikun biru arah Pocin. Belum duduk, kurang setengah
meter melangkah, ada ibu-ibu tiba-tiba tanya.
“mau ke fakultas mana Mba?”
“saya Bu? Saya mau ke stasiun Pocin.”
“oh, mau ke mana?”
“saya mau ke tempat kerja Bu..”
“oh, sudah kerja, saya kira masih kuliah. Kerja di mana?”
“saya di Asosiasi Museum Indonesia, Bu. Di daerah Sudirman, tapi masih
ngekos di sini.”
“(sepertinya si ibu kagum)”
………………………………………….
Kira-kira
begitu. Kami ngobrol. Cukup asyik. Sampai akhirnya bikun arah Pocin datang. Kami
berdua naik. Duduk saling berhadapan. Gw kira, obrolan yang tadi di halte
bakalan tertunda untuk waktu yang cukup lama dan tak terkira. Namun, si ibu
sepertinya justru menggebu-gebu melanjutkan obrolan kami tadi.
Mulailah si ibu
memancing obrolan lebih dulu.
“Ibu punya hotel lho di Anyer, siapa tau
kamu sama temen-temen mau ke sana”
“wah, sip Bu”
“catat nih nomor hp Ibu!”
“oh iya, berapa nomornya Bu?”
“(si ibu menyebutkan nomornya)”
“maaf, saya manggilnya Ibu siapa?”
“catat saja Ibu Sri.”
“iya Bu, sudah saya simpen”
“oh iya, Ibu juga punya dokter pribadi, lho,
di rumah (sambil senyum)”
“Ibu sakit apa memangnya?”
“bukan, nggak kok, nggak sakit. Dokternya masih
lajang (kali ini senyum penuh makna)”
“kalau kamu lagi ada waktu, main-main aja ke
Salemba, ya!”
“oh.. iya Bu,”
Sebelumnya, Ibu
Sri sempet ngasih tau kalau beliau dulunya pimpinan perpustakaan pusat lama,
yang terletak di deket FIB. Selain itu, Ibu Sri juga cerita kalau beliau juga punya
kos-kosan di Salemba, deket FK UI. Hmm, tentang “dokter pribadi” itu, hahahahahaha. Sejujurnya mah, gw pengin ketawa
ngakak waktu itu, tapi ya nggak mungkin toh! Yah, kalau jodoh mah, pasti suatu
saat ketemu, mau gimana pun caranya. Ye gaak?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar