(Remember –
Mocca)
“kalo kangen sama gue, pantengin gambar
popeye yang ada di mug aja, Mur!”
Enam tahun lalu, AG pernah
mengatakan kalimat manis itu. Jelas, gue masih ingat betul. Mug putih lucu terdampar
di depan pagar, tepat di hari berkurangnya usia gue. Tiap pagi jadi semangat
nge-teh deh. Siangnya, gue bela-belain pulang lebih awal, yaaa sengaja, biar
bisa nyeruput es teh manis setelah makan siang selesai. Lalu, sorenya. Biasanya
gue nungguin es cendol di halaman rumah, nenteng mug di tangan kanan. Rutinitas
yang nggak pernah ada bosennya. Dulu belum ada ponsel. Anak SMP/SMA mana punya.
Paling banter, cuma anak direktur bank nasional yang megang barang tersier
macam itu.
Sekolah kami berbeda, AG lebih
memilih kejuruan dibanding gue yang memilih sekolah umum biasa. Dari sini,
jarak pun tercipta. Namun, buat kami, saling menyurati adalah obat rindu paling
ampuh yang sangat kami nikmati. Dimulai dengan semangat menggebu saat menulis
surat, lalu bolak-balik kantor pos, kemudian deg-degan; harap-harap senang
menanti balasan. Aaaaaaaaaaah! What a
moment!
Kemudian, kebiasaan ini mulai
hilang semenjak mug itu hanya menyisakan serpihan-serpihan yang tidak
beraturan. Layaknya kisah kita, mungkin. Kenyataannya, kau sudah ada yang punya
sekarang.
:’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar