8.8.12

Terperangkap Rindu

Sadarkah kau bahwa ada kata bernama rindu?
Jangan hitung lagi jaraknya, biarkan kau dan aku sama-sama menampung gejolak yang kian hari kian besar gelombangnya.

Tak ada yang mampu mengawali dialog dalam sandiwara kita. Selama ini hanya berpura-pura janggal dan kaku. Entah, sampai kapan? Bahkan, tinggal jawab saja, gagap.

Aku memang mencintai sastra, begitu mudahnya ia menyelinap, menyergap, lalu menjadi uap dalam udara yang pengap. Tidak demikian padamu. Tidak sesederhana itu. 

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...