1.8.12

Sebuah Posisi

Selamat malam,
semoga senantiasa dalam lindungan Tuhan.

Setelah kemarin-kemarin berselamat ria karena telah menyandang status alumni UI, rasa-rasanya kok ya, ada yang kurang. Merasa belum pantas lulus, apalagi dengan sengaja membubuhkan titel S. Hum di belakang nama lengkap. Ah, sudahlah, namanya juga permainan hidup. Selalu merasa ‘kurang’ dan ‘belum’ terhadap sesuatu.

Bersyukur tentunya, sebab mensyukuri apapun merupakan salah satu kewajiban makhluk Tuhan. Namun, di luar itu semua, pastinya selalu ada keinginan dan target pribadi, baik secara idealis, maupun realistis. Mulai dari membangun diri, membangun mimpi, hingga membangun negeri. Wuih, terdengar berat dan ngeri.

Namanya juga ‘membangun’, tidak lantas langsung cepat berdiri. Mungkin setengah sadar terlebih dahulu, lalu setengah bangun, kemudian duduk-duduk, lambat laun berproses sampai akhirnya benar-benar berdiri.

Tidur, duduk, jongkok, dan berdiri adalah sebuah pilihan yang pasti. Oleh karena itu, mari kita menelanjangi diri, sudah sampai tahap manakah selama ini? Akankah tetap tidur? Masih nyaman duduk? Atau ingin mencoba berdiri? Silakan saja, setiap pemilih punya alasan sendiri memilih ‘posisi’.

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...