Usia bukan
segalanya. Mungkin ini pembuka yang tepat. Biasanya, anak-anak SMA yang gw
ajar, bisa gw tebak ‘isi otaknya’ dari cara berbicara, cara dia menyapa, berkomunikasi dengan gw, dan melalui cerita-ceritanya. Kemarin, ketika gw
ngajar anak SMA di Bintaro, gw cukup ternganga. Baru kali ini gw bertemu murid
secerdas dia. Hmm, singkat cerita, dia tau banyak tentang Indonesia. Mulai dari
Presiden Soekarno, Soeharto, Habibie, Megawati, Gusdur, SBY, bahkan dia juga
tau banyak tentang Budiono, Jusuf Kalla, Sri Mulyani, dan para pejabat negara
lainnya. Bukan hanya sekadar tau nama, jabatan di negara sebagai apa, tetapi
juga sepak terjang setiap sosok, she
knows them well. Wow!
Biasanya memang ‘ada sesi curhat/cerita-cerita' setelah kami
belajar materi SNMPTN. Nah,
uniknya, dia punya cita-cita yang cukup mulia bagi Indonesia. Gw nggak akan
mengumbar ‘apa cita-citanya’ di sini. Cukup gw, dia, dan Tuhan yang tau. Hihihi.
Hmm, yaaa, bisa dibilang, mungkin ini ‘kode etik pengajar’ hahahaha. Oke,
lanjut. Biasanya, saat anak-anak SMA ditanya ingin melanjutkan ke perguruan
tinggi mana, jawabannya bisa ditebak, berikut alasannya: misal, UI-Hubungan
Internasional, karena ingin jadi diplomat; UI-Manajemen, karena disuruh Papa.
Oh God! Baiklah, yang kedua ini biasanya adalah golongan orang berada sehingga
si anak diarahkan untuk bisa melanjutkan bisnis orangtuanya. Gw selalu mencuci
otak mereka dengan kata-kata: “jurusan apapun, asalkan kamu suka, dan tidak
terpaksa.”
Nah, saat
gw bertanya kepada si murid gw—yang menurut gw cerdas ini—ingin masuk perguruan
tinggi mana, dia tegas menjawab ‘ITB.’ Baiklah, ini bukan soal gw, tetapi soal
murid gw. Oke ya, case closed! Ahahaha.
*lokal
banget becandanya, maaf ya, readers :P*
Hmm, dia ingin
sekali masuk Teknik Industri ITB. Tenang, semuanya pasti mungkin, Tuhan tau
mana yang kamu butuhkan kok :’) menurutnya, dia ingin lebih fokus belajar dan
mendalami apa yang diminatinya. Toh, jurusan dan ITB juga merupakan langkah
awal untuk mewujudkan cita-cita besarnya. Aaah.. semoga Tuhan memudahkan
jalanmu ya, Dek! Aamiin.
Poin plus dari
si anak ini, dia tidak hanya menguasai permasalahan Indonesia, tetapi juga
bagaimana menghadapi karakter-karakter dan menyikapi sebuah argumen. Tingkat emosional
yang stabil, cara berpikir yang matang, penuh pertimbangan, bukan seorang penilai,
wawasan luas, diajak diskusi ngalor
ngidul juga bisa. Baguslah, justru ini adalah modal untuk terjun ke dunia
perkuliahan yang sesungguhnya.
Semoga kali
lain kita bisa diskusi hal-hal yang lebih menarik lagi ya. Hihihi :D dan semoga
gw bisa mengimbangi, hahaha *agak miris, ironis*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar