4.3.12

Efek Novel




Akhirnya, novel yang satu ini udah di tangan gw lagi, setelah sekian lama mengelilingi rantai manusia-manusia yang haus rasa. A Very Yuppy Wedding, novel pertama Ika Natassa, yang berhasil membius sisi ‘ke-macho-an’ gw. Huahaha, agak berlebihan, tapi yasudahlah, tak apa. Dari judulnya cukup mewakili isinya, tentang apa? Tentang pernikahan. Ya.

Gaya naratifnya Ika khas banget. Kompleksitas wanita karir di kota metropolitan. Namanya juga novel Metropop. Namun, di sini gw tidak akan membahas panjang soal lebih dan kurangnya Ika, justru indikasi setelah baca novel itu. Dahsyat.

Suatu saat nanti, kita pasti akan mengalami proses menuju pernikahan. Nggak bisa dibayangkan akan seribet dan sesibuk apa. Paling nggak, cukup untuk menoleransi dan mengantisipasi lebih dini. Sedikit demi sedikit membuka pikiran, lama-lama patuh pada alam bawah sadar bahwa pernikahan adalah bla-bla-bla.

Sampai pada akhirnya gw googling adat-adat pernikahan Jawa dan…… 
*titik-titik ini biarlah gw dan google yang tau* hahahaha. Gw selami pelan-pelan, tanya sana sini sama orang yang menurut gw ‘mengerti’. Ah, jadi malu gini kan. Kemudian, masih banyak lagi rencana terselubung menuju momen itu. Bukan, bukan ngoyo atau militan, ini hanya sekadar pengetahuan, belajar dari pengalaman, dan mencoba menyesuaikan dengan zaman. Kurang lebih begitu ibu-ibu, bapak-bapak. Jadi, bagi yang punya putra dan belum berumah tangga, boleh itu tolong dipromosikan di #JombloUI setiap Sabtu malam. Huahahaha. Becanda kok, santai.

Berdoalah untuk calon masing-masing setiap hari setelah ibadah, di mana pun, kapan pun ya, biar tetap terjalin ikatan batin—meskipun kita nggak tau siapa, di mana, dan kapan akan dipertemukan. Hiaaaa. Oke. Kita akhiri saja dialog pernikahan dan beberapa fase kehidupan lainnya. Kali lain kita sambung lagi ya :)

Salam senja, hari ini kamu muncul tiba-tiba, seperti Sabtu kemarin, tanpa jeda. 

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...