Langsung ke konten utama

Stand Up UI


Girang banget!

Beberapa hari lalu, entah oleh sebab apa—lupa—gw menemukan akun @Standup_UI di linimasa gw. Begitu liat, kaget, seneng, sumringah, dan benar-benar kelu. Ah! Dunia! Bisa banget kejutannya. Saat gw menemukan akun ini, tanpa basa-basi langsung gw follow. Gw kontak narahubungnya, lalu mulailah kami bercakap-cakap. Tau lah ya arahnya ke mana? Huahahaha *becanda*.

Gw—yang memang Alhamdulillah diberi keahlian pandai ber-SKSD sama orang yang baru dikenal—langsung lancar-lancar aja ngobrol sama doi via pesan singkat. Mulai dari tanya-tanya yang serius hingga bercanda sampai level awal. untungnya baru level awal dan gw belum berniat menggali candaan lebih dalam. Hahaha. Nantilah, ada masanya pasti, iye nggak?

Well, jujur sejujur-jujurnya jujur, gw sempet iri sama kampus sebelah (#nomention) karena di sana sudah sangat eksis dan jauh lebih awal memulai komunitas tersebut. Bahkan, beberapa hari yang lalu baru saja mengadakan acara yang YOI BANGET! *gw nggak ke sana sih ya, tapi dilihat dari tweet report, rame bener, dan penuh ungkapan-ungkapan bahagia*. Sabodo teuing, pokoknya gw iri banget, aseli!

Dulu, pas gw tau kalo di mana-mana lagi IN banget, sempet mau inisiatif bikin akun itu, tapi khawatir udah ada yang bikin, cuma gwnya aja yang belum tau. Selain itu, ada beberapa alasan juga yang akhirnya mengurungkan niat gw itu. Alhasil, pas hari manis Februari lalu, terbentuklah akun tercinta tersebut di atas. Alhamdulillah, Allah mendengar kegelisahan gw. Selasa minggu lalu, gw sempet dateng ke acara #openmic nya @StandUpIndoDPK di Zoe Café, berharap ketemu si Admin, tapi ternyata belum jodoh, doi malah hadir di #openmic @StandUpIndo_Jakut. Err banget. Udah diniatin banget, malah nggak ketemu. Kadang emang nggak usah diniatin biar ketemu, kayak jodoh. Lalala~hoeks. Besok malem ada lagi, dan kali ini si Admin ngumumin kalo besok sekalian kumpul perdana anggota @StandUp_UI, huaaaa! Harus seneng apa gimana ya?! PD JRENG banget kalo ke sana seorang diri, ucuk-ucuk dateng, dan tiba-tiba “Haaaai guys! Gw Idha, anggota juga..” (Maaf Mbak, siapa ya??! *pulang wae atuuuh, pulaaaang, pulang ke Tegal sekalian*) apalagi ada kejadian-kejadian yang itu sebelumnya. Aseli, nggak seberani itu dateng sendirian.

Doakan aja ya tuips, nanti kalo memang udah jalannya untuk ke sana, insya Allah ada aja petunjuknya, hehehe :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan

Sedikit Tentang Nulis

Beberapa hari lalu, gw sempat mencoba memulai untuk menulis cerpen. Meskipun tema yang ditawarkan masih seputar cinta-patah hati, tetep aja, buat gw nulis cerpen itu butuh ide yang kaya, juga referensi yang cukup. Mungkin gini, nulis itu gampang, nulis apapun. Nulis cerpen juga bisa kok ngasal. Nah, kalo yang ngasal-ngasal mah gw bisa. Huahahaha. Yang butuh perjuangan itu nulis yang idealis, kaya ide, alurnya logis, dan enak dibaca. Walaupun gw udah kenyang teori-teori sastra, dalam hal ini nulis nggak banyak butuh teori. Ibaratnya, teori itu hanya menyumbang 5%. Justru 95% sisanya adalah kreativitas penulis dalam mengontrol dan mengolah, juga memilih kata yang tersedia di dalam otak kita. (*yang setuju, RT yaaa!) Huahahahaha.. Nggak semua penulis (‘orang yang menulis’) bisa langsung tarakdungces lancar bikin kalimat pertama di awal. Ada juga yang memang butuh mood bagus biar idenya mulus. Ada juga yang harus diputusin kekasihnya dulu, baru bisa ngalir nulisnya. Ehm, tapi gw buk