Langsung ke konten utama

Proyek Film Maker

Bismillah,

Malam ini, gw bakal curhat! *girang* yihaaa! Gw bakal beberin, selama Januari gw ngapain aja, di mana, dan bagaimana. Tuh kan, gw cukup murah untuk berbagi. Gw nggak menginginkan pers tiba-tiba datang, lalu minta konferensi mendadak tentang gw, kan nggak enak. Jadi, mending gw yang inisiatif membeberkan diri. Hahaha. Cus eiym!

Begini awalnya, SINTESA ceritanya ingin mencoba sesuatu yang baru, lebih tepatnya mantan Ketua SINTESA tahun lalu menggelontorkan seonggok ide *berat ye ciin*, doi pengin mempersembahkan sesuatu untuk anak-anak SMA, tapi apa? Akhirnya, setelah melewati proses mengingat-menimbang-memutuskan (jadian aja belom, trus kenapa udah putus aja?!), bahwa akan dilaksanakan sebuah proyek membuat film. Konsepnya dokumenter sederhana, sesederhana aku mencintaimu saat pandangan pertama, huahahhaa, maklum, ini malam Minggu, bunga kambojanya abis yang biasanya buat temen apel. Eeeh, kan, ke mana-mana deh ini. Lanjut!

Jadi, proyek ini bisa kami sebut proyek amal/sukarela. Mengapa? Karena perekrutan pemain, kru, dan tim produksinya pun diserahkan ke khalayak SINTESA. Setelah para sukarelawan ini menawarkan diri untuk ikut menggarap film bersama, dan telah ditempatkan sesuai dengan kemauan dan kemampuannya, selanjutnya adalah konsep filmnya. Membuat konsep dan menulis skenario. Hmm, ide cerita yang akan dipakai, diambil dari sejumput kisah salah satu senior SINTESA, yaitu perjuangannya menembus tapal batas universitas kelas dunia, beuh! Sadis pisan kan?! Dalam hal ini, filmnya bersifat dokumenter, dan bukan murni kisah nyata sang senior. Hanya terinspirasi. Sekali lagi hanya terinspirasi. Setelah itu, bumbu-bumbu cerita, alur, dan bla-bla-bla sepenuhnya diserahkan ke sang penulis skenario.

Tahap selanjutnya adalah rapat, rapat, dan rapat. Lalala~ syubidubidu. Menentukan agenda beberapa hari ke depan, dst. Di proyek ini, gw memberanikan diri untuk jadi sutradara. Pas pertama, yang ada di benak gw adalah, “seru deh kayaknya kalo dikasih kesempatan dan bisa meng-cast orang, then said: camera.. rolling, action! Cut, ulang! Lanjut!” hihihi. Gw satu-satunya senior 2008 yang terlibat di dalam proyek ini *tabah..tabah* sebagian besar adalah anak-anak 2009-2010-2011. Ada sih, satu orang angkatan 2006, doi produser, tapi ya nggak dateng ke lokasi syuting karena udah menuntut nafkah di Bandung. Begitu. Pendeknya, doi yang membantu cari sponsor & donasi, lalu kali lah pengeksekusinya.

Beberapa rapat sebelum take, Alhamdulillah lancar, fulus pun jalan. Asyik asyik! Desember awal kami mulai merencanakan timetable, jobdesc, casting, search & hunt location, juga berjanji bersama bahwa akan setia dengan proyek ini ke depannya, apa pun yang terjadi. (Jadi inget pas megang proyek apaaaa gitu yaaa, huahahaha #nomention) Mau ada UAS, acara kampus, acara apa pun, harus bertanggung jawab dengan amanah bersama ini. Sekali lagi, proyek ini bukan profit oriented, jadi saat lo melakukannya dengan passion dan ikhlas, insya Allah pahala pun tak terbatas. Nah, kemudian apa tahapan lanjutan yang dilakukan? Sejauh itu, kami baru fokus ke pemeran utama, setting property, costum, dan lokasi.

Seperti apa riweuh, ribet, rempong, dan hektiknya syuting perdana? Yuk mari kita pindah lapak lagi. Hiahaahahai.. Khusus syuting-syutingan, insya Allah bakal gw certain lagi di sekmen berikutnya. Halah, sok ngartis banget dah ini. Sok sutradara besar! *biarin, weee :p*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan

Sedikit Tentang Nulis

Beberapa hari lalu, gw sempat mencoba memulai untuk menulis cerpen. Meskipun tema yang ditawarkan masih seputar cinta-patah hati, tetep aja, buat gw nulis cerpen itu butuh ide yang kaya, juga referensi yang cukup. Mungkin gini, nulis itu gampang, nulis apapun. Nulis cerpen juga bisa kok ngasal. Nah, kalo yang ngasal-ngasal mah gw bisa. Huahahaha. Yang butuh perjuangan itu nulis yang idealis, kaya ide, alurnya logis, dan enak dibaca. Walaupun gw udah kenyang teori-teori sastra, dalam hal ini nulis nggak banyak butuh teori. Ibaratnya, teori itu hanya menyumbang 5%. Justru 95% sisanya adalah kreativitas penulis dalam mengontrol dan mengolah, juga memilih kata yang tersedia di dalam otak kita. (*yang setuju, RT yaaa!) Huahahahaha.. Nggak semua penulis (‘orang yang menulis’) bisa langsung tarakdungces lancar bikin kalimat pertama di awal. Ada juga yang memang butuh mood bagus biar idenya mulus. Ada juga yang harus diputusin kekasihnya dulu, baru bisa ngalir nulisnya. Ehm, tapi gw buk