11.2.12

Proyek Film Maker

Bismillah,

Malam ini, gw bakal curhat! *girang* yihaaa! Gw bakal beberin, selama Januari gw ngapain aja, di mana, dan bagaimana. Tuh kan, gw cukup murah untuk berbagi. Gw nggak menginginkan pers tiba-tiba datang, lalu minta konferensi mendadak tentang gw, kan nggak enak. Jadi, mending gw yang inisiatif membeberkan diri. Hahaha. Cus eiym!

Begini awalnya, SINTESA ceritanya ingin mencoba sesuatu yang baru, lebih tepatnya mantan Ketua SINTESA tahun lalu menggelontorkan seonggok ide *berat ye ciin*, doi pengin mempersembahkan sesuatu untuk anak-anak SMA, tapi apa? Akhirnya, setelah melewati proses mengingat-menimbang-memutuskan (jadian aja belom, trus kenapa udah putus aja?!), bahwa akan dilaksanakan sebuah proyek membuat film. Konsepnya dokumenter sederhana, sesederhana aku mencintaimu saat pandangan pertama, huahahhaa, maklum, ini malam Minggu, bunga kambojanya abis yang biasanya buat temen apel. Eeeh, kan, ke mana-mana deh ini. Lanjut!

Jadi, proyek ini bisa kami sebut proyek amal/sukarela. Mengapa? Karena perekrutan pemain, kru, dan tim produksinya pun diserahkan ke khalayak SINTESA. Setelah para sukarelawan ini menawarkan diri untuk ikut menggarap film bersama, dan telah ditempatkan sesuai dengan kemauan dan kemampuannya, selanjutnya adalah konsep filmnya. Membuat konsep dan menulis skenario. Hmm, ide cerita yang akan dipakai, diambil dari sejumput kisah salah satu senior SINTESA, yaitu perjuangannya menembus tapal batas universitas kelas dunia, beuh! Sadis pisan kan?! Dalam hal ini, filmnya bersifat dokumenter, dan bukan murni kisah nyata sang senior. Hanya terinspirasi. Sekali lagi hanya terinspirasi. Setelah itu, bumbu-bumbu cerita, alur, dan bla-bla-bla sepenuhnya diserahkan ke sang penulis skenario.

Tahap selanjutnya adalah rapat, rapat, dan rapat. Lalala~ syubidubidu. Menentukan agenda beberapa hari ke depan, dst. Di proyek ini, gw memberanikan diri untuk jadi sutradara. Pas pertama, yang ada di benak gw adalah, “seru deh kayaknya kalo dikasih kesempatan dan bisa meng-cast orang, then said: camera.. rolling, action! Cut, ulang! Lanjut!” hihihi. Gw satu-satunya senior 2008 yang terlibat di dalam proyek ini *tabah..tabah* sebagian besar adalah anak-anak 2009-2010-2011. Ada sih, satu orang angkatan 2006, doi produser, tapi ya nggak dateng ke lokasi syuting karena udah menuntut nafkah di Bandung. Begitu. Pendeknya, doi yang membantu cari sponsor & donasi, lalu kali lah pengeksekusinya.

Beberapa rapat sebelum take, Alhamdulillah lancar, fulus pun jalan. Asyik asyik! Desember awal kami mulai merencanakan timetable, jobdesc, casting, search & hunt location, juga berjanji bersama bahwa akan setia dengan proyek ini ke depannya, apa pun yang terjadi. (Jadi inget pas megang proyek apaaaa gitu yaaa, huahahaha #nomention) Mau ada UAS, acara kampus, acara apa pun, harus bertanggung jawab dengan amanah bersama ini. Sekali lagi, proyek ini bukan profit oriented, jadi saat lo melakukannya dengan passion dan ikhlas, insya Allah pahala pun tak terbatas. Nah, kemudian apa tahapan lanjutan yang dilakukan? Sejauh itu, kami baru fokus ke pemeran utama, setting property, costum, dan lokasi.

Seperti apa riweuh, ribet, rempong, dan hektiknya syuting perdana? Yuk mari kita pindah lapak lagi. Hiahaahahai.. Khusus syuting-syutingan, insya Allah bakal gw certain lagi di sekmen berikutnya. Halah, sok ngartis banget dah ini. Sok sutradara besar! *biarin, weee :p*

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...