23.2.12

Kita Bertemu Dingin, lalu Beku


Bolehkah aku mengirim beberapa larik lirik untukmu malam ini? Sekadar menepis benih-benih rindu yang mulai tumbuh tak beruang. Sederhana, sayang aja kalau terbuang. Mungkin kamu sudah memulai pengembaraan alam maya yang lain—yang hanya dipunya kamu dan Tuhan. Kalau nanti kamu tak sengaja menemuiku di persimpangan, aku tak mengharapkan disapa, apalagi dipanggil dengan nama. Cukup dengan melirik sedetik, setelah itu simpan saja dalam-dalam. Asalkan selalu ingat, di mana dulu rekaman itu kamu kenang.

aku membeku dalam dingin tanpa kabut,
sementara kau hanya bersitatap menghampiri pekat.

meski gemetar, aku lantas menulis sebongkah namamu lembar demi lembar.
dari jauh, kau hanya sesekali mencuri pendaran-pendaran aura tanpa harus kaubayar.
lihat! Betapa riuhnya ketukan-ketukan kecil yang kita hadirkan saat itu,
sayangnya, kita tak saling tahu.
mungkin lebih baik kalau kita tunggu,
semoga masih keburu.   
…. …. ….

                                                                                                                                : telah sampai di ujung Februari

2 komentar:

Anonim mengatakan...

what does it mean, anyway? :)

IdhaUmamah mengatakan...

anonim: anything, about life :)

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...