Langsung ke konten utama

Episode Akhir

Seharusnya aku memanggilmu “Dek”, kamu tahu mengapa? Kita terpaut beberapa tahun. Kalau mau tertawa, tertawalah! Alam mungkin sedang menertawakan kita. Selamat! Bahkan, Tuhan juga. Entah aku yang terlalu serius, atau kamu yang selalu bermain dalam bara rindu. Peduli apa? Ini tentang kita, bukan tentang orang-orang kebanyakan. Karena, kebanyakan orang terlampau kenyang dengan yang namanya konspirasi, Dek. Kita nggak usah ikut-ikutan. Duh, rasanya aneh ya, dengan “Dek” nya ini. Kalau dipikir-pikir, belum rela jika hanya namamu yang kupanggil, karena kamu masih kecil. Ah! Ini semua rekayasa alam, rekayasa udara, rekayasa Mei tahun lalu. Lalu, kamu akan menyalahkan siapa? Aku? Kamu? Atau mereka?—yang tentunya telah mempertemukan kita, meskipun tanpa unsur sengaja.

Apa kubilang? Jauh sebelum ini, jujur, kekhawatiranku semakin menjadi, Dek. Dulu, aku pernah bilang kan? Kamu suka main, begitu pun aku. Sayangnya, alur ‘main’ kita berbeda. Kamu masih betah lompat-lompat di tengah udara, sedangkan aku pelan-pelan ingin berlari mengitari lintasan kehidupan. Sudah mengerti kan sekarang? Mana? Mana orang-orang yang bilang kalau usia bukan segalanya? Sama halnya seperti uang, uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Jangan jadi munafik, Dek! Setiap harapan membutuhkan kedewasaan berpikir, siapa lagi yang memungkiri ini? Angkat tangan! Oh, kamu.  

Dewasa memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh ‘dewasa’. Sekian. Terima kasih Dek, sudah mau repot-repot mampir. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan

Sedikit Tentang Nulis

Beberapa hari lalu, gw sempat mencoba memulai untuk menulis cerpen. Meskipun tema yang ditawarkan masih seputar cinta-patah hati, tetep aja, buat gw nulis cerpen itu butuh ide yang kaya, juga referensi yang cukup. Mungkin gini, nulis itu gampang, nulis apapun. Nulis cerpen juga bisa kok ngasal. Nah, kalo yang ngasal-ngasal mah gw bisa. Huahahaha. Yang butuh perjuangan itu nulis yang idealis, kaya ide, alurnya logis, dan enak dibaca. Walaupun gw udah kenyang teori-teori sastra, dalam hal ini nulis nggak banyak butuh teori. Ibaratnya, teori itu hanya menyumbang 5%. Justru 95% sisanya adalah kreativitas penulis dalam mengontrol dan mengolah, juga memilih kata yang tersedia di dalam otak kita. (*yang setuju, RT yaaa!) Huahahahaha.. Nggak semua penulis (‘orang yang menulis’) bisa langsung tarakdungces lancar bikin kalimat pertama di awal. Ada juga yang memang butuh mood bagus biar idenya mulus. Ada juga yang harus diputusin kekasihnya dulu, baru bisa ngalir nulisnya. Ehm, tapi gw buk