Langsung ke konten utama

Tontonan Pilihan



Bismillah,

Apa kareba ni malam? Semoga damang-damang sajo, aamiin. (ini namanya akulturasi bahasa, pen.)

Sejujurnya, tentang ini udah cukup ‘ngoyod’ di otak ane Gan! (gandul maksud lo?!), siapa yang belum pernah sama sekali nonton program-programnya KOMPA* TV? Ngacung! 1-2-3-9-76-788-1000, wuidiiih, ribuan orang belum pernah. Oke, saatnya gw promosi, bro! eh, salah, beraksi maksudnya, hehe. Awalnya, anak-anak (baca: twitter) sempat menjadikan ini sebagai salah satu topik yang hangat dibicarakan, beuh! Dan respon gw hanya: ‘oh, stasiun tipi baru tho..’ tanpa ngulik lebih lanjut. Beberapa memang berpendapat kalo tipi ini beda dari yang lain, banyak manfaat—karena mungkin tayangan-tayangan yang ‘gengges’, nggak ada di saluran ini. Intinya, gw masih sabodo teuing lah dengan saluran ini.

Banyak selang waktu terlewatkan di antara minggu yang menurutku selalu cepat berlalu. Jaaaah, mulai deh lirisnya keluar. Aha! *ingat sesuatu* tiba-tiba malam itu, lupa—Sabtu atau Minggu, gw mulai mencoba mencari saluran tipi itu. Sempat gagal beberapa kali, cempat kecel, cebel, tapi alhamdulillah yah ketemu. Lalu, gw pun memulai pengembaraan di akhir pekan: dari pagi hingga malam, gw pantengin itu tipi. Memang nggak salah jika dulu banyak yang berpendapat kalo saluran ini OKE. Gw pun menyerah, dan akhirnya kuakui.. banyak program/tayangan yang bisa gw katakan cukup ‘cerdas’ secara tampilan, maupun isi. Tema-tema yang diangkat ‘indonesianis’, mendidik, nggak ‘gengges’, dan tentunya menghibur. Menurut gw, hal ini merupakan salah satu alternatif tontonan yang baik—di antara menjamurnya acara-acara yang kurang pas, yang ada sekarang—karena anasirnya lengkap, men! Ibarat cowo tuh, tampilan masa kini, gaul, tapi dalemnya pesantren J aih, aiih, abaikan guys.

Di ranah ini, gw hanya ingin promosi dan berbagi, hahaha. Gitu lagi, ckck! Hmm, sudilah kiranya bapak-bapak, ibu-ibu, mas sist, dan mbak bro, membuktikan sendiri manfaatnya, siapa tau ada yang pendapatnya berbeza ;p berbanggalah, bersyukurlah, berbahagialah, ber-selektif-rialah dalam memilih tontonan di era ini. Setiap detil apapun di dunia ini, selalu diciptakan seimbang: ada faedah & ada mudaratnya. Di mana-mana, yang negatif memang lebih banyak ‘stoknya’ daripada yang positif. Secara logisnya, saat ada manusia baru yang lahir di dunia ini, satu setan lahir juga. Namun, saat ada satu manusia meninggal, setan masih tetap ada. Mari mulai memilih yang baik-baik, itung-itung nabung untuk masa depan. Adakah yang nggak mau masa depannya lebih baik? Mulai dari sini, diri sendiri, dan saat ini.

Di ’sampah’ selanjutnya, insya Allah gw mau cerita tentang salah satu tayangan favorit gw di saluran KOMPA* TV. Huhu, nggak cabal nicc.. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan

Sedikit Tentang Nulis

Beberapa hari lalu, gw sempat mencoba memulai untuk menulis cerpen. Meskipun tema yang ditawarkan masih seputar cinta-patah hati, tetep aja, buat gw nulis cerpen itu butuh ide yang kaya, juga referensi yang cukup. Mungkin gini, nulis itu gampang, nulis apapun. Nulis cerpen juga bisa kok ngasal. Nah, kalo yang ngasal-ngasal mah gw bisa. Huahahaha. Yang butuh perjuangan itu nulis yang idealis, kaya ide, alurnya logis, dan enak dibaca. Walaupun gw udah kenyang teori-teori sastra, dalam hal ini nulis nggak banyak butuh teori. Ibaratnya, teori itu hanya menyumbang 5%. Justru 95% sisanya adalah kreativitas penulis dalam mengontrol dan mengolah, juga memilih kata yang tersedia di dalam otak kita. (*yang setuju, RT yaaa!) Huahahahaha.. Nggak semua penulis (‘orang yang menulis’) bisa langsung tarakdungces lancar bikin kalimat pertama di awal. Ada juga yang memang butuh mood bagus biar idenya mulus. Ada juga yang harus diputusin kekasihnya dulu, baru bisa ngalir nulisnya. Ehm, tapi gw buk