Bismillah,
Dua mahasiswa tingkat akhir baru saja mengakhiri kelasnya, mata kuliah Filsafat Cinta, haha. Bukan, pemirsa! Tapi Filsafat Wayang. Pusing-pusing dikit, agak vertigo, perut udah mulai karnaval, mata ngantuk kriyep-kriyep, nguap-nguap dikit, muka kurang bahagia, demikian itu merupakan sedikit gambaran kondisi buruk mereka saat menuju kantin dengan langkah gontai. Mawar dan Melati tak sedikit pun berbincang, apalagi bergosip. Namun, secara spontan mereka menghentikan langkahnya, entah karena ihwal apa.
“TELAH HILANG IPOD TOUCH 8GB BERWARNA UNGU METALIK”
Mawar: ”gila, gila, segala gadget sering banget ilang, kemarin lepita, dua hari yang lalu henpina, beuh... ini mah dicuri sama orang paling”
Melati: ”cuuy, ya masa beruang madu yang ngambil, orang lah... eh, tapi iya juga yah sist, udah amat sangat sering sekali banget. Asal lo tau Maw, orang-orang yang barang berharganya ilang, mereka ada rasa sedih, kesel, atau mungkin marah, entah sama diri sendiri karena nggak bisa jaga tuh barang, atau sama orang yang ngambil tanpa izin, tapi gw justru sedih kalo barang berharga gw nggak diambil orang”
Mawar: ”jaaah! Aneh-aneh aja lo Ti, nyebut Ti, nyebuuuut..”
Melati: ”abisnya, hati gw doang yang belum dicuri nih, Maw” #eh
Mawar: ”ah! Kampraaay lo Ti”
Layaknya SMP (Setelah Makan Pulang), dua sejoli-sehati ini pada akhirnya memutuskan suatu keputusan yang biasanya tidak diputuskan: pulang. Kali ini, bukan petang yang mengantarkan mereka kembali ke peraduan, melainkan sang takdirlah yang memaksa mereka melangkah. Melati dan Mawar masih saja diam-tak saling berujar selama perjalanan menuju halte pemberhentian. Setelah kejadian tadi, entahlah, mereka diam-merenung tanpa arah, ataukah diam karena terlalu kenyang makan??
Hanya Mawar, Melati, Tuhan, dan alamlah yang tau jawabannya.
2 komentar:
wedaan sekali ngeblog tulisane kaya dibrukna.heuheu. keep posting da :)
hahaha,
iya keh, otake aku isine sampah kabeh.
kudu dibuang, eben ora dadi penyakit
Posting Komentar