26.11.11

Aku dan Hal-hal yang Tak Pasti


Bukan perpisahan namanya, jika tak menghadirkan tangis. Dia sengaja menyediakan ruang kosong itu agar kau dan aku saling menatap: saling beradu memainkan peran yang ingin kita ciptakan; saling beradu mempercepat setiap detak hidup—yang sebenarnya masih panjang; juga saling menyelami untuk mencari rasa yang mungkin masih bersembunyi.
Aku—yang belum lupa dengan gemetarnya tubuh menjelang kisah sore itu; yang masih meminta agar udara tak kejam menghunus jantungku; yang jelasjelas kelu; yang belum berani menemani malam; apalagi bercinta dengan waktu.

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...