Langsung ke konten utama

Asteroid 2009: Finally, Kupinang Tari dengan Bismillah



The sweetest memory :)

Dulu, saat masih ada Kremas (Kreasi Mahasiswa) di 2009, dan Asteroid—yang bikin kami berdarah-darah sampai sekarang—cukup merasa diberi pelajaran, kurang tau sih ya berapa sks kalo dihitung :p (Kak Ijo, Japra, Firman, Heru, Redian, Nanda, Icha, Silvi, Eka, Vera) the member of Kremas—selalu merindukan saat-saat harus cari orang buat futsal, voli, basket, gobak sodor, tak umpet, hahahaha. Saat itu, Japra, sang PO Asteroid summon gw untuk megang lomba tari tradisional. Akhirnya, langsung deh tuh gw cari staf yang kira-kira bisa bantuin gw. Anehnya, gw menghubungi orang-orang yang disarankan itu—yang nggak gw tau dan gw kenal sama sekali—dengan pedenya dan dengan ridho Allah tentunya, mereka mau. Alhamdulillah banget, dikasih jalan yang mudah sama Allah. Ada Vera (FKM-08, Kremas), Agi (FKM-08, kenalan via sms), Lyla (Pajak-08, kenal di MB), Suci (Cina-08, ini karena nggak sengaja kenal di FIB), Alhamdulillah banget mereka nurut-nurut, nggak banyak protes, nggak ‘annoying’, menghargai gw sebagai PJ-nya, dan selalu siap sedia kalo dimintai bantuan. Gw bukan apa-apa tanpa kalian, guys :)

Allah Mahaadil, makanya hambatan pun di mana-mana. Dari mulai masalah-masalah di tiap kontingen fakultas—yang cukup kompleks, kami yang hanya berlima, duit nggak cair-cair, juri belum dapet-dapet, tempat lomba belum dapet—bahkan tempat baru dapet H-3 apa 4 gitu—sesuatu banget nih, asli! Yang bikin gw pribadi geregetan adalah karena PJ tari tahun 2008, sama sekali nggak bisa dihubungin, via sms, telepon, jejaring sosial, sampai ngontak temen si mantan PJ untuk nyampein tentang ini aja, masih belum berhasil. Finally, berbekal doa, usaha, dan pengetahuan seadanya, gw bersama staf mencoba apa pun semaksimal yang kami bisa. Eh, ada lagi masalahnya, tapi ini hanya untuk kalangan PJ tari dan stafnya (hanya kami yang tau segalanya tentang gejolak antarlomba seni di Asteroid 2009), eits.. implisit :p

Kami nggak pernah rabid, komando dan koordinasi hanya via sms. Kami berlima benar-benar bertemu hanya di hari H, hahahhaa, gila kan ya! Ckck. Jadi, misalnya si Suci nggak tau si Agi itu yang kaya apa mukanya, ya pas di hari H lomba itu baru ketemu. Minta tolong anak perlap untuk bantuin di lomba tari aja, baru pas H-1, lagi-lagi nggak tau dan kenal orangnya yang mana. Tapi, alhamdulillahnya kami semua bisa kerja sama di hari H. Nggak ada miss-kom, miss-kord, dan acara lancar car car. Menurut gw, ini kepanitiaan yang paling nggak well-prepared, but its being successfully. Yang begini ini nih, yang justru masih melekat di hati.

Menurut gw, semendadak apa pun acaranya, senggak-well-prepared apa pun kondisinya, yang terpenting adalah bagaimana kita bertindak dan bersikap terhadap apa yang sedang dihadapi. Nggak sulit kok, ini hanya butuh sabar, teliti, dan fokus. That’s the point J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan

Sedikit Tentang Nulis

Beberapa hari lalu, gw sempat mencoba memulai untuk menulis cerpen. Meskipun tema yang ditawarkan masih seputar cinta-patah hati, tetep aja, buat gw nulis cerpen itu butuh ide yang kaya, juga referensi yang cukup. Mungkin gini, nulis itu gampang, nulis apapun. Nulis cerpen juga bisa kok ngasal. Nah, kalo yang ngasal-ngasal mah gw bisa. Huahahaha. Yang butuh perjuangan itu nulis yang idealis, kaya ide, alurnya logis, dan enak dibaca. Walaupun gw udah kenyang teori-teori sastra, dalam hal ini nulis nggak banyak butuh teori. Ibaratnya, teori itu hanya menyumbang 5%. Justru 95% sisanya adalah kreativitas penulis dalam mengontrol dan mengolah, juga memilih kata yang tersedia di dalam otak kita. (*yang setuju, RT yaaa!) Huahahahaha.. Nggak semua penulis (‘orang yang menulis’) bisa langsung tarakdungces lancar bikin kalimat pertama di awal. Ada juga yang memang butuh mood bagus biar idenya mulus. Ada juga yang harus diputusin kekasihnya dulu, baru bisa ngalir nulisnya. Ehm, tapi gw buk