3.9.11

rindu-ini-rindu-siapa

Bukankah kita pernah berjanji sebelumnya, untuk tak saling tuduh di antara siang?

Kau sendiri, sama halnya aku.
Malam dan dingin sekadar matamata, setelah kita melewati senja hari Sabtu.
Bukankah kita sering berdamai dalam luapan udara?
Meski panasnya lama-lama tak terasa, kita cukup menertawakan yang binasa.
Bukankah kita juga pernah melayang di antara samudra?
Kau terbawa angin timur, sedangkan aku diseret ke barat.
Aku takut pada dendam,
kau?
:
“aku hanya takut bila kau merindu dendam“




Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...