pada hari yang berlalu, aku mengadu
di suatu subuh, aku menjadi sesuatu
pun pada dinding memori yang terkesiap, aku hanya bisa mempertanyakan jalanan.
mungkin saat aspal memanas, aku bisa jadi ganas
atau di waktu angin menyeka wajahnya, aku bisa saling diam.
untuk apa kau menyeruak? jika memang tak ingin terkuak.
KAU,
ya,
KAU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar