Langsung ke konten utama

Gowes Bareng Jalal (UI-TMII, TMII-UI) Bagian 1

Bismillah,

Mengayuh sepeda memang bukan hal baru buat gw. Waktu gw masih SMP, SMA, gw sering banget gowes ke sekolahan. Kalo dikira-kira, bisa sampe 4-5 km sekali jalan. Jadi, kalo bolak-balik 8-10 km lah ya.. Karena semakin terbiasanya gw saat itu, pas temen gw ngajakin #GowesBarengJalal, gw ayo-ayo aja. Toh, udah lama juga nggak pernah mengayuh sepeda berkilo-kilo meter. Paling-paling keliling UI doang.

Berawal dari kisah Jalal, mahasiswa 2011 yang diterima di Program Studi Sejarah 2011 UI. Doi sempet nadzar, kalo diterima di UI, dia akan ngonthel dari Pati sampai Depok. WOW!
Alhasil, diterimalah doi di Sejarah 2011. Twitter mulai rame, temen-temennya pun nggak jarang yang update tentang keberadaannya. Mulai dari tanggal 19 Juli-25 Juli ngonthel Pati-Depok dilakoninya. Di surat-surat kabar udah mulai diekspos itu anak. Kami (pengikut hashtag #infojalal dan #GowesBarengJalal), terus memantau si Jalal udah sampai di mana, apa kabarnya, dll.

Gw pribadi, awalnya memang nggak tertarik dengan berita ini. Gw menganggap biasa hal-hal yang kaya gini. Just read the tweet, and then retweet :P
Lama-lama, si JJ Rizal (Komunitas Bambu) berencana buat nyegat doi di TMII, hari Minggu 25 Juli, 7 a.m. Langsung deh, mulai publikasi, siapa yang mau ikutan? gitu.
Berhubung di Komunitas Bambu ada temen gw, alhasil gw pun berniat buat ikutan, dan berusaha cari sepeda pinjeman. Setelah perpinjeman sepeda itu kelar, kami mulai atur jadwal ketemuan. Cus! Hari Minggu 4.30 a.m. kumpul di Stasiun UI (boo, pagi beneeer!)
hmm, yaudin lah ya, demi Jalal. Hap hap!

Malem menjelang hari H, gw nggak bisa tidur. Merem-melek-merem-melek mulu, sampai akhirnya alarm gw bunyi. Oke, its time to take a bath at 3.45 a.m. haha
Berhubung gw pinjem sepeda temen anak Kobam yang rumahnya di Tanjung Barat, jadi gw naik kereta dulu ke sana, setelah itu baru gowes ke TMII, maap ya agak curang start-nya.
Sampai di Tanjung Barat, kami hanya bertiga (Gw, Uswah-yang minjemin sepeda, dan JJ Rizal) langsung memulai pergowesan pagi itu menuju TMII. Huaaaaa, readers harus tau, gw norak banget. Teriak-teriak di pinggir jalan, saking senengnya ngayuh sepeda di jalanan besar itu. Dunia terasa luas, hidup terasa bebas, napas pun semakin tampak lugas. Alhamdulillah Ya Rabb..

Meskipun agak canggung karena naik sepeda orang lain, the first time gw gowes di jalanan gede, dan jaraknya juga lumayan bikin betis mirip tukang becak. Uhh, mantap gan!
Ngos-ngosan, seneng, pegel mulai terasa, keringat bercucuran, panas pagi menerpa, udara jalanan yang tak kunjung aman, adalah teman setia gw pagi itu. Semoga hari ini indah Ya Allah *dalam hati*
Kurang lebih 30 menit aja tiba-tiba udah sampai TMII. Kebayang banget puasnya pas udah sampe depan gerbang TMII. Merasa menang. ahhaha. Ops, tapi masih gowes lagi lho pulangnya. Oke, siapkan mental.

Sampai sana, minum, makan bekal, leyeh-leyeh *berasa piknik, kurang tiker aja itu*
pas ketemu Jalal-nya, waaaaa, aku speechless iki dek weruh kowe!

***bersambung ya,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan