Langsung ke konten utama

Momen Mengalahkan Rotasi Bumi

Rumahnya cukup jauh. Sebenarnya aku menyimpan mimpi untuk berada di sana. Benar-benar ketakmungkinan yang tak mungkin, apalagi saat-saat setelah hari raya seperti ini-sekarang. Dia masih ada. Bersua denganku lewat jalan yang ia mau. Allah-ku dan Allah-mu saling tau, kalau kita telah memuja rindu setahun-dua tahun lalu. Papan yang telah lama ditulisi namamu pasti masih ada kan di sana? Aku ingin sekali menyentuhnya, mencium kening yang belum usang dimakan ilalang, ah! Pasti aku senangnya bukan kepalang.

Idulfitri sebentar lagi akan lari, makanya orang-orang sekitar sini saling menyalami. Mungkin saja salamnya tertera pada surat-surat yang agak renta, lusuh, atau mereka sampaikan di antara reruntuhan teknologi duniawi—yang sekarang merajai. Then, mulailah aku mencari nomor-nomor tersembunyi di ponsel kini, dan cukup menahan napas saat tiba di fonem-mu. Kali ini aku berjanji tak lagi mempersembahkan air mata haru-biru yang dulu pernah menjadi saksi bisu, karna menurutku kau lebih pantas kuberi senyum musiman di akhir Ramadhan.

Tahun ini genap 20 tahun sudah kau berjalan di atas bumi Allah yang mahaindah. Maya dan nyata tak masalah buatku. Di mana pun alamnya, memang bukan urusanku, karna tak berpengaruh pada waktu. Aku cukup membaca bayangan wajah yang setiap hari seenaknya berubah: dulu. Terima kasih yah.. Setidaknya, membaca sifatmu lewat surat-surat mungil ini bisa mengobati rinduduka seorang gadis dewasa, katamu dulu sih itu.

Teh, pisang cokelat, dan gerutu manjamu masih berbisik di samping jantungku, mengisyaratkan betapa berharganya sebuah perpisahan. Allah-ku dan Allah-mu juga mau kita bertemu, mungkin di tiap subuh yang tak lagi sembilu.

Dedicated to my…
:)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan