Langsung ke konten utama

Tentang Para Lelaki

Sebenernya udah cukup lama gw pengin banget mengangkat tema ini. Namun, pada dasarnya (lagi-lagi) karena kesibukan gw yang melebihi artis ;p
Yuk, mari dimulai!

Waktu gw masih kecil, gw satu-satunya perempuan dari sekian besar keluarga gw—yang kebanyakan laki-laki. Alhasil, gw ya mainnya sama mereka (para saudara laki-laki). Dari mulai nonton film India setiap malam Minggu, sampai dengan berantem-beranteman. Semua dilakukan tanpa ada paksaan, haha. Lama-lama merasa nyaman berada di tengah-tengah mereka.

Setelah gw agak berumur, hmm sekitar 12—17 tahun, temen-temen gw juga kebanyakan laki-laki. Banyak sih temen perempuannya, tapi ya nggak sampai sedekat sama temen-temen laki-laki gw. Kadang, apa yang gw anggap lucu, akan dianggap sama juga sama mereka. Namun, hal ini kadang nggak berlaku untuk temen perempuan. Hasilnya ya, kalo gw ngomong apa, jadi kurang nyambung. Trus, kalo misalnya gw cerita tentang apa, nggak sering juga temen-temen yang perempuan nggak paham. Hmm..

Menurut gw, temen-temen cowo itu kadang lebih variatif tingkah lakunya, unik, tak terduga, geblek, banyak ide, dan strategis. Gw suka itu. Mungkin juga karena gw belum menemukan dan belum berusaha untuk mencari temen-temen cewe gw yang unik juga. Bisa aja, kebetulan temen-temen cewe gw yang dulu emang tipikalnya begitu. Mengapa demikian? Hmm, gw merasa ‘klop’ aja kalo ngobrol sama cowo—meskipun tidak dimungkiri, ada juga temen cewe gw yang nggak kalah enaknya kalo diajak ngobrol, hanya aja persentasenya lebih banyak untuk kaum lelaki.

Jika dipandang secara genderis, yaa memang cowo lebih bisa ‘megang’ kalo dalam hal kemaskulinan. Misalnya, tegas, lantang, cekatan, cepet tanggap, nggak lenje (red.), banyak ide, militan, dan ‘punya kekuatan’. Sedangkan kalo main sama cewe, dulu yang gw rasain ya, cukup sensitif. Karena memang banyak ‘main perasaan’. Mudah tersinggung, harus agak ati-ati kalo ngomong, kadang ada yang nggak suka dengan hal-hal yang ‘geblek’ (kalo ini selera sih), trus gampang merasa ‘kesentil’. Yah, pokoke begitulah. Termasuk gw juga begitu, karena gw cewe, haha. Nah, buat gw, gw justru harus punya tandem untuk hal-hal itu. Makanya, gw ’lari’ ke temen-temen cowo. Misalnya, gw lagi sensitif, tapi gw lagi nggak pengin kesensitifan gw menjadi-jadi dan semakin larut, yaudah.. gw akan langsung berusaha membaur dengan ’ruang aman’ buat jiwa gw. Beuuh!

As i can, di sini hanya main persentase aja sebenernya. Keseringan main di mana? Sama siapa? Itu bisa jadi salah satu unsur yang mendukung kepribadian tiap orang. Kadang-kadang tuh, hal-hal kecil yang nggak diinget, malah bikin pengaruh yang besar (red.), jadi tenang aja guys, let it flow with your heart *ini juga main perasaan*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan