22.2.11

Pada Adam yang Kurindu



dibalik pintu itu kita bertemu

rasanya seperti de javu
atau :
mungkin hanya titisan sembilu
aku, dan kamu.

kita tak lagi memeluk udara
yang dinginnya bertema
yang panasnya berima.

semesta turut merana,
serasa punya iba.

Adam, sungguh lidahku kelu :
karenamu.

2 komentar:

ZoeLenZoe mengatakan...

sumpahhhhhhh...!!! keren bgt puisi lu kak,,,,gw jg seneng berpuisi,,,dan yang paling penting,,gw fans berat nya madah bahana UI,,,i love MB UI,,

IdhaUmamah mengatakan...

wawawawaaa,
makasih ya Zoe..
:)
gw jg masih belajar kok,
main-main sini ke MBUI, hehe.

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...