Langsung ke konten utama

#ketiga Kejar! Menyesal Bukan Kata yang Tepat



Guys, rasanya udah bertahun-tahun gw nggak nulis karena banyak kegiatan yang menguras otak+tenaga+duit+waktu gw akhir minggu kemarin. Kalo kata Maxi Wida Arini *sosis lu dha! (so sibuk) :D

Tiap hari kerjaannya rakor-rapel-rakor-rapel, pusgiwa-gym-kosan-istora. Agak menggila jiwa raga. Eits, tapi kuliah tetap yang pertama (*karena udah semester 6 ceritanya). Di bulan Februari ini, gw punya banyak target yang pengin banget gw raih. Gw nulis target-target besar di agenda kalender yang gw pasang di dinding kamar kosan deket kasur, biar gw inget dan selalu bisa baca. Alhamdulillah, satu target besar telah tercapai. Buat gw, target yang ini adalah kado terindah dari Allah di bulan Februari, sangat cukup untuk mengawali tahun 2011 ini. Hal yang selalu gw impikan, yang selalu bikin gw iri kalo ngeliat, tapi nggak ada gw-nya. Sejak 2008, jaman-jamannya masih maba, yang mupeng-an kalo liat mereka manggung di manaaaa gitu.

Sangat ingin menjadi bagian dari mereka, sangat amat sekali banget :p
Di tahun 2009 gw, yang lagi seneng-senengnya nge-BEM UI. Trus, 2010 sempet ikut, tapi nggak aktif karena gw ada di posisi KOMPAS (komandan pasukan) MBUI, sibuknyaaaa masya Allah tenan iki. Akhirnya, di 2011 ini gw memutuskan untuk menjadi bagian dari mereka, alhamdulillah mereka pun sangat welcome. Meskipun gw tahun ini masih mengemban amanah di salah satu UKM Seni UI, gw tetep mengambil resiko untuk menambah kesibukan di semester 6 gw. Gw pribadi mikirnya simpel, kalo nggak sekarang, kapan lagi?! Mumpung masih dan udah semester 6 *krik krik -.-


Gw pernah ngebayangin, kalo udah lulus dan keluar dari kehidupan kampus, nggak semua kegiatan kampus bisa untuk alumni UI. Misal, di MBUI bisa tuh kalo alumni-alumni UI yang sekarang udah pada kerja, tapi tetep jadi pasukan dan ikut proyek, asal bisa komitmen dan sanggup menjalani. Kalo kegiatan kampus yang masih di lingkup jurusan, mungkin jarang yang ada model-model gitu. Makanya, mumpung gw belum dan akan lulus, gw puas-puasin dulu laaah. Kuliah semester ini toh insya Allah nggak akan sesibuk semester 7 dan 8 (insya Allah gitu :D). Jadi, hajar bleh! tapi, buat temen gw--pernah bilang--semester 6, 7, 8 bukan saatnya muas-muasin kegiatan kampus, justru di semester awal, monggo-monggo mawon. Namun, buat gw mah ayo-ayo aja, asal berani menanggung resiko, nggak nyesel, nggak ngeluh, nggak ngedumel, nggak nyalahin siapa-siapa karena apa-apa, saat nanti memang ada momen-momen yang crowded banget.

Bismillah dong.. Hehe :) Satu lagi, akhirnya gw ngrasain juga gimana rasanya latihan perdana sore tadi ditemani riuh gerimis. Hmm, terima kasih pokoknya. Semoga--entah sampai kapan--kita bisa terus bersama dalam rangkaian alun nada yang bisa mencipta-rasa.
*untuk (SENSOR)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M