Langsung ke konten utama

Grogi Setengah Mati, Ampun Gusti..

Sampai sekarang pun, gw masih bisa merasakan perasaan yang gw rasakan saat berada di panggung kuis Ranking 1 dua hari yang lalu. Mau kilas balik dulu sebelumnya, sebenernya, gw dari zaman SD sampai skrg masih suka nonton tv. Gw suka nonton kuis-kuis gitu. Dulu ada kuis Family 100, Komunikata, Berpacu Dalam Melodi, Galileo, dan lain-lain yang menurut gw ada yg menghibur, menguji wawasan, dan tentunya kalo nonton kadang bisa ikutan tegang juga. 


Nah, di tahun 2010 munculah kuis Ranking 1 di salah satu stasiun tv swasta, yang menurut gw bagus. Nggak sekadar menghibur, tetapi juga 'mengajar' penonton yang lagi nonton (ya kali, lagi macul :P). Gw aja kalo lagi nonton kadang-kadang ikutan jawab, dan deg-degan juga, jawaban gw bnr apa salah ya?! Pernah suatu ketika, gw berpikir, kalo seandainya gw ada di situ mungkin gak ya?! kalo pun iya, gw bisa ngejawab nggak ya?! ahh, takut tapi.. Dan, lagi-lagi, lewat MB-lah gw dapat mewujudkannya. hahahaha.


Sampai studio di sana, gw masih agak nggak percaya kalo gw ikutan jadi peserta kuis ini. Langsung pasang strategi, gw mau duduk di belakang aja, haha, takuuuut, sumfah! begitu pegang papan, spidol, dan penghapusnya, gw baru mulai sadar, bahwa ini NYATA. Bukan mimpi, atau sedang melamun. Mungkin agak berlebihan ya, tapi yakinlah gw sangat gregory alias grogi. Pertanyaan pertama, alhamdulillah gampang. Next, pertanyaan kedua, hmm mulai agak nggak PD, tau jawabannya, tp namanya juga nggak PD. Masih bnr, hihi. Pertanyaan ketiga dan seterusnya, gw gelisah. Apalagi pas praktikum, uhh, tebak-tebak manggis itu mah.. gw aja keluar panggung saat pertanyaan praktikum kedua, jeng jeng! Hmm, okelah kalo begitu, saya sudah agak under pressure pemirsa. Maaf.. Nyerah.


Pelajaran banget buat gw, meskipun hanya dari sekadar ikutan kuis di tv. Jadi inget,dulu saat Ibu saya negur, gara-gara gw agak bandel pas SMP atau SMA gitu, lupa deh.. Beliau bilang gini "Kamu mau ngandelin apa hidup di luar nanti? ilmu umum, kamu nggak pinter2 amat, ilmu agama, kamu pas-pasan. Mending kamu mondok, bisa mantepin ilmu akhirat, ilmu agama, biar selamet!"
Sekarang, gw udah mau 21 tahun, udah bisa nangkep makna teguran di atas.
Teruntuk my mom : maaf, dulu nggak ngerti, sekarang karena udah ngerti, akan aku perbaiki :)


I Love You, Ibu..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan