Langsung ke konten utama

Gw disuruh pindah ke FISIP (it's okay!)

bismillah..

ehm, ehm, begindang ceritanya bow..
mata kuliah PMPK (pengantar metodologi penelitian kebudayaan) setelah UTS dosennya ganti, jadi emang ada 2, separuh semester.
Dan ternyata kami disuruh bikin topik skripsi, tujuannya adalah agar terlatih dari sekarang. Perlu diingat bahwa yang namanya topik, tema, dan judul itu sangat berbeda, baik dari segi tulisan maupun konsep. Clear ya sampe sini?! OK :D 


Hmm, waktu pertemuan pertama kan baru ditugasin ya, trus baru di pertemuan kedua beliau meminta kami mengumpulkan topik tersebut beserta rumusan masalahnya, tak lupa dalam bentuk tikan di kertas A4 dengan format biasa.. dengan beraninya, gw tetep masuk kelas tapi nggak bikin, otomatis nggak ngumpulin juga. Tapi, apa yang terjadi di kelas??
Topiknya dibacain di depan sama dosen, trus yang dapat giliran dipanggil, harus siap-siap mempertanggungjawabkan apa yang ia tulis tadi.. Gw dag-dig-dug bukan main. Gimana nggak?! Beliau termasuk
killer kalo kata temen-temen. Gw hanya berdoa kepada Allah SWT agar paling nggak, gw nggak ketauan kalo belum ngumpulin. Fiuh.. satu-satu mulai dibacakan, sekujur tubuh gw dingin bukan main. Takuuuuut bambang bow!
Namun, akhirnya Tuhan masih sayang. Bel tanda 'udahan' bunyi, kriiiiiiiiiiing..
Hoshh.. 


Ibarat maling ngumpet yang lagi dikejar-kejar polisi, trus tetep nggak nemu si maling tuh polisinya. Yap! alhamdulillah.
Pertemuan selanjutnya, beliau meminta kami untuk menambahkan tujuan. Jadi, topik-rumusan-tujuan, nantinya dikumpulin lagi tuh, dan dikoreksi lagi kaya sebelumnya.
Gw langsung bikin malemnya, takut nggak keburu. Sempat memakan waktu lama buat mikir kira-kira apa yang akan gw jadikan topik.*&%$#!? 


Gw kepikirannya adalah, topik yang gw senangi, biar pas ngerjain nggak merasa terpaksa. Akhirnya, gw memutuskan untuk ngarang sengarang-ngarangnya, dengan penuh keberanian, dan saat itu mikirnya "gw pengin beda dari temen-temen yang lain ah.."
Kebetulan, seminggu sebelumnya gw abis ikut Training Soft Skills untuk UKM selama 2 hari tentang Recognizing Authority, jadi sebisa mungkin gw kaitkan juga dengan apa yang maun gw bahas. Poinnya adalah, satu (Gender, membahas Androgini), dua (Otoritas yang diambil Androgini), tiga (Androgini di Marching Band). Intinya gw ingin mengaitkan otoritas yang diambil Androgini hasilnya kaya apa, nah.. kebetulan juga, di MBUI komlat kebanyakan perempuan kan?! makanya gw pikir bisa.
Ini dia topiknya :
Analisis Peran Androgini, Kaitannya dengan Otoritas yang Diambil oleh Perempuan Pemimpin Selama Setahun dalam Marching Band UI

:)
pas nama gw dipanggil, tangan gw dingin banget >,<
dosennya kurang lebih bilang gini : "Maksudnya apa ini? saya masih belum mengerti dengan topik yang kamu ambil.." lalu gw jelasin tuh panjang lebar,
dan, beliau bilang lagi : "Kalau kamu pindah ke FISIP, topik ini akan lebih cocok dibahas di sana, tapi kalau di FIB, tidak ada cantolan ilmunya. Di FIB tidak ada yang bisa dan mau jadi pembimbing skripsi kamu. Mengerti? Topik kamu sebenarnya sangat menarik, tapi ini sudah keluar jalur dari ilmu yang kamu pelajari di jurusan.."
Gw (dalam hati) : "yaampuun.. kok gw agak lupa ya--*hmm, kurang tau sih, agak lupa atau agak tolol--kalo fib itu pake karya orang lain, pake korpus data karya sastra/tulisan, bukan murni turun lapangan.. hh, it's okay! kesalahan ada pada gw berarti."

sebenernya yang bikin gw agak keki adalah saat dosen ngomong kaya di atas, semua temen sekelas pada diem, hening, merhatiin gw dengan seksama dan dalam tempo yang selama-lamanya. Uhh! Temen-temen gw pada mikir apa ya? mikir gw terlalu goblok, apa gimana gitu..
Tapi, gapapa. Slowdown, tenang.. dan rileeeks.. dan tenaaaang.. dan rileeeeks.. hahaha
itung-itung uji mental.
HUHH HAHH, I'M STRONG :p

Begitu kisahnya, wahahaahaha.
pertemuan jumat nanti, diminta sama Landasan Teori. Gw aja belum bikin topik baru..
-..-
yasalaaam, sabar!
semoga topik yang gw ambil nanti, nggak bikin gw disuruh pindah lagi ke fakultas lain. Haha..
:))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan

Sedikit Tentang Nulis

Beberapa hari lalu, gw sempat mencoba memulai untuk menulis cerpen. Meskipun tema yang ditawarkan masih seputar cinta-patah hati, tetep aja, buat gw nulis cerpen itu butuh ide yang kaya, juga referensi yang cukup. Mungkin gini, nulis itu gampang, nulis apapun. Nulis cerpen juga bisa kok ngasal. Nah, kalo yang ngasal-ngasal mah gw bisa. Huahahaha. Yang butuh perjuangan itu nulis yang idealis, kaya ide, alurnya logis, dan enak dibaca. Walaupun gw udah kenyang teori-teori sastra, dalam hal ini nulis nggak banyak butuh teori. Ibaratnya, teori itu hanya menyumbang 5%. Justru 95% sisanya adalah kreativitas penulis dalam mengontrol dan mengolah, juga memilih kata yang tersedia di dalam otak kita. (*yang setuju, RT yaaa!) Huahahahaha.. Nggak semua penulis (‘orang yang menulis’) bisa langsung tarakdungces lancar bikin kalimat pertama di awal. Ada juga yang memang butuh mood bagus biar idenya mulus. Ada juga yang harus diputusin kekasihnya dulu, baru bisa ngalir nulisnya. Ehm, tapi gw buk