Langsung ke konten utama

Bukan Mati Namanya

tiba-tiba aku ingat seseorang di surga,
pada rengeknya yang manja setiap kali kusapa,

karena aku pun tak mungkin lupa,
pada lelaki yang kusebut "dia"...


Status Opang di twitter mengingatkan gw pada peristiwa 2 September 2010. Alhamdulillah, butiran air mata ini nggak netes. Ikhlas itu nggak gampang, tapi kalo kata Chilman Adji :



"diikhlasna bae, melas ari koen nangis terus, nang kanane ya melu-melu sedih, kari ndonga bae ari kemutan. Aja klalen bacakna al-fatihah, karo Yasin, luwih apik maning ari malem Jumat."


Gw pun mengikuti sarannya, dan alhamdulillah, lagi-lagi gw mengucap alhamdulillah, karena Allah sayang banget sama gw dan almarhum, insya Allah. :)
Hmm, entah terlalu banyak kenangan atau pun banyak hal yang gw tau, baik sifat, cara dia biasa ngomong, atau pun gayanya yang sering pake celana cutbray, selama itu juga selalu saja mengingatkan gw padanya.


Curhatan-curhatannya mengenai temen di kampusnya (FE) yang bla bla bla, kebiasaan dan semuanya masih gw ingat.
Gw berterima kasih pada Allah karena udah mengingatkan gw dengan kematian. Hal yang sangat pasti, tetapi kadang luput.


Gw berterima kasih pada almarhum karena jika gw ada di posisi dia, gw jadi banyak pikiran, "apakah gw udah siap mati? apakah bekal yang mau gw bawa ke akhirat udah cukup? selama ini gw bikin salah sama siapa aja ya? sempet nggak ya gw minta maaf?"
banyak banget yang "demo" di otak gw saat itu. Demo-demo massa aja kalah banyak sama yg ada di otak gw :P


Yah, emang udah saatnya harus berubah sebelum kematian itu datang. Malaikat Izrail nyabut nyawa nggak pake ngetuk pintu kosan dulu, smsin dulu, atau pun bilang "permisi mbak, mau nyabut nyawa.."
maka dari itu, sejak kejadian tersebut gw selalu berusaha menjadikan "ketika gw ingat itu" gw akan mengurangi kebiasaan atau meminimalisasi salah/dosa gw terhadap siapa pun. Namanya juga manusia, memang sangat perlu untuk diingatkan.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang disayang Tuhan, amin :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M