Langsung ke konten utama

Sugeng Ndalu..

cekidot ndipit keh,
http://oase.kompas.com/read/2010/07/12/20290627/Minim.Kepedulian.terhadap.Bahasa.Daerah.

             Setelah baca info di atas, jadi pengin balik ke rumah. Waktu SMP sempet kepikiran, "ntr kalo aku udah gede, aku pengin bikin sanggar tari Jawa, taman baca/perpustakaan mungil, studio band (tapi, alat musiknya modern+tradisional), galeri lukisan batik, sama coaching vocal macapat (lagu-lagu bahasa Jawa)". Hmm, sebenernya ide-ide nan gahul itu muncul pas masih ada film "Gita Cinta dari SMA". Dulu, jamannya masih SMP, gw punya jam tidur, yang mengharuskan off kalo udah pukul 21.00. Kalo jam segitu, gw blm tidur, atau pun masih mantengin tuh media yang namanya tipi, sudah dipastikan ayah akan marah. Tapi, berhubung gw seneng kalo nonton itu film, jadi gw sering ngumpet-ngumpet kalo mau nonton, soale film tersebut baru mulai pukul 22.00, seinget gw kalo nggak salah jam segitu..

Gw merelakan minus gw bertambah (karena mantengin tipi ampe malem), rela kalo nantinya ayah tau, bisa dimarahin, hanya demi si film karena di film itulah gw bisa merasakan ke-Indonesiaan gw. Pengeksplorasian latar, waktu, properti, bahkan dari segi tata krama ala Jawa, gw rasa sangat tercermin. Kagum, satu kata yang dapat menggambarkan perasaan gw saat menatap layar kaca. Gw merasa menjadi orang Jawa seutuhnya. halah, haha.. (serina gw!!)

             Gw mencintai Kota Jogja juga karena film itu, terlihat berlebihan memang, namun di sinilah fakta terungkap setajam silet.. :P
wakakakakak,

             Pengaruh film saat gw masih seumur jagung memang dahsyat, tapi sangat jelas, positif lah ya boo! Bikin makin cintrong sama tanah kelahiran. There is no kebarat-baratan, gaya-gayaan, atau apa pun yang berbau kapitalisme semata. Gw miris ketika membaca artikel di atas. Pertama, gw berpikir "Ya salaaam, punahnya gampang amat!!", kedua, "apa yang bisa gw lakukan ya?", ketiga, "kayanya boleh juga kalo blog gw ada bahasa Jawa nya, dalam hal ini krama alus". Sip! Oh, iya, gw pengin di kamar gw ada slogan yang pake aksara Jawa. Laksanakan!

Gw memang belum bisa berbuat banyak, apalagi kalo harus mempertahankan sebuah bahasa Daerah, boo.. rempong! Mendingan dimulai dari sini, diri sendiri, dan sekarang! Tidak ada kata terlambat selama gw masih punya umur. Nice try..
:)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan

Sedikit Tentang Nulis

Beberapa hari lalu, gw sempat mencoba memulai untuk menulis cerpen. Meskipun tema yang ditawarkan masih seputar cinta-patah hati, tetep aja, buat gw nulis cerpen itu butuh ide yang kaya, juga referensi yang cukup. Mungkin gini, nulis itu gampang, nulis apapun. Nulis cerpen juga bisa kok ngasal. Nah, kalo yang ngasal-ngasal mah gw bisa. Huahahaha. Yang butuh perjuangan itu nulis yang idealis, kaya ide, alurnya logis, dan enak dibaca. Walaupun gw udah kenyang teori-teori sastra, dalam hal ini nulis nggak banyak butuh teori. Ibaratnya, teori itu hanya menyumbang 5%. Justru 95% sisanya adalah kreativitas penulis dalam mengontrol dan mengolah, juga memilih kata yang tersedia di dalam otak kita. (*yang setuju, RT yaaa!) Huahahahaha.. Nggak semua penulis (‘orang yang menulis’) bisa langsung tarakdungces lancar bikin kalimat pertama di awal. Ada juga yang memang butuh mood bagus biar idenya mulus. Ada juga yang harus diputusin kekasihnya dulu, baru bisa ngalir nulisnya. Ehm, tapi gw buk