1.2.14

Manusia Bersinggung Bumi

Kami tak pernah meminta untuk dilahirkan. Tiba-tiba saja sudah seperlima abad lebih di muka bumi. Jangankan khusyuk mengabdi, kami sadar bahwa eksistensi untuk tetap hidup dan tumbuh pun baru-baru ini, tidak dari dulu. Jadi, tak usah menuntut macam-macam. Cuma langit yang tahu segalanya tentang kita. Dia yang menaungi rahim perempuan bersama makhluk kecil tak bernama. Dia pula yang mendengar gelegar tangis tak berdaya saat kita kali pertama ada. Jadi, tak pantas kau merasa besar. 
Sayang, kematian selalu menunda kedatangannya. Mungkin, masih ada urusan yang belum diselesaikan. O, atau jangan-jangan kesal. Karenanya, ia selalu memberi kejutan pada orang-orang yang tiba waktunya untuk pulang.

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...