Berawal dari
ketemu pas pelepasan GPMB XXVIII di Gor POPKI, gw dan salah satu orang—sebut saja
N—sempat cerita banyak soal kehidupan luar kampus. Termasuk di salah satu unit
membanggakan itu. Entah apa yang membuat N mengawali curhatannya ke gw. Begitu menggebu
dia bercerita. Katanya, dia sangat mencintai kegiatannya. Namun, yang namanya
cinta, tetep aja menyakitkan. Penolakan demi penolakan sering N alami selama
dia di sana. N terus bercerita tak ada habisnya. Bahkan, nggak ada waktu yang
tersedia untuk gw bicara. Jadilah gw hanya angguk-angguk kepala, setia
memerhatikan ucapannya.
Sampai pada
akhirnya N menyetop sendiri obrolannya, dia mempersilakan gw angkat bicara. Hah?
Padahal udah lama tutup buku kalo soal itu. Karena si N agak-agak
mengintimidasi gw secara nggak langsung, luluhlah gw memulai cerita seperti dia
pertama tadi membuka luka *oops*
Intinya kurang
lebih sama. Hahaha. Abisnya males juga klarifikasi macem-macem di sini. Toh udah
pada tahu semua lah. Apa pun persepsinya, terserah masing-masing, nggak ada
yang bener atau yang salah. Yang ada hanya bagaimana cara memahami dan
menghargai, juga mencaci apa-apa yang udah terjadi. Semoga ini nggak
cukup eksplisit sih. Dan sebenernya kalo yang satu lagi dateng, beuh bakal rame
pisan. Nggak kelar-kelar curhatnya.
Banyak hal yang
kami perjuangkan, tapi gagal dipercaya. Alasannya beragam: nggak sesuai
lah, aneh lah, susah lah, mahal lah, gila lah. If it doesn’t challenge you, it doesn’t change you! Kalo kata
mantan ketua unit sebelah tuh gitu. Catet tuh!
Tahun akhirnya
berganti. 2014 mengawali segalanya. Calon-calon pemimpin bermunculan beserta branding-nya. Seru. Makin seru ketika
orang terakhir muncul. Kalo di film-film India, “lakon kuwe tekane terakhir,” kemudian, pernyataan ini terbukti di
pemilihan. Alhamdulillah. Gw seneng banget! Gw emang nggak kenal baik, tapi
anak tipe audiovisual macem gw kadang instingnya kuat. Dari gestur dan cara
ngomong udah keliatan, mana yang revolusioner. Kejadian ‘seneng’ gw di tahun
2010 lalu terulang lagi tahun ini. Tentunya dengan sensasi yang berbeda lah.
Kelar acara,
langsung salaman sama N. Rasanya tuh, semua hal yang kami obrolin pas pelepasan
luruh. Lega banget. Pengen teriak kenceng deh pokoknya. Berasa gw yang menang,
dan cuma pengen bilang “INILAH SAATNYA!” ye nggak N? *sembari mencebik*
Setelah beberapa
hari, udah mulai keliatan ke-extraordinary-annya.
Gw pun makin bersyukur, akhirnya yang kami cintai bertemu sosok yang tepat
(menurut kami). Kita lihat saja, akan seperti apakah bentuknya? Semoga yang dia
lakukan selalu diberkati Tuhan. Aamiin.
Welcome to your (real) dreams, N!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar