Beberapa minggu yang lalu, saya dikasih tes
psikologi oleh Della. Bermula dari obrolan tentang zodiak dan
kaitannya dengan karakter, akhirnya saya penasaran. Yaaa meskipun harus dua
kali ngerjain tesnya—karena kesalahan yang tidak disadari—setidaknya pas baca
soal aja udah tahu, kita bakal milih yang mana.
Gara-gara itu, saya jadi inget status seorang teman—yang
juga Gemini—mengatakan kalau dia udah lama nggak dikasih surprise saat ulang tahun. Dan betapa beruntung orang-orang yang di
hari ulang tahunnya dihadiahi kejutan oleh keluarganya dan/atau teman-temannya.
Mulai dari kejutan yang manis, romantis, hingga kejutan ala anak SD: diceplok
telor dan tepung. Bahkan kadang lebih heboh dari itu, misalnya diikat di
tiang/pohon, ditutup matanya, sampai dilucuti pakaiannya. Well, kesemuanya itu adalah pilihan, tergantung bagaimana niatnya. Setiap
orang punya unforgettable surprise
dalam hidupnya.
Nah, ini yang kemudian membuat saya mikir cetek. Tuh,
kan, Gemini itu memang suka diberi perhatian—ya walaupun sebagian besar orang
juga akan suka kalau diperhatikan sih. Tapi yang membedakan di sini adalah
momen ‘betapa pentingnya surprise itu
buat gw’. Dan mungkin jadi berpikiran kalau nggak ada yang ngasih surprise pas ulang tahun, merasa ‘apa temen-temen gw nggak ada yang sayang
sama gw?’ atau ‘keberadaan gw nggak
terlalu penting dan berpengaruh ya?’. Lagi-lagi tentang pengakuan
keberadaan sih ya, tidak bisa dimungkiri.
Gini deh, temen-temen kita yang meluangkan waktunya—di
tengah kesibukan mereka—hanya untuk menyiapkan surprise tuh menurut saya priceless.
Saya pribadi pernah beberapa kali diberi ‘treatment’ pas ulang tahun. Kejutan termanis
sewaktu kelas 6 SD: dilempari tepung di tengah lapangan sekolah setelah bel
pulang (bahkan anak-anak kelas 3, 4, 5 juga ikutan). Lah terus, di bagian mana
manisnya? Eits, sabar, belum kelar. Selama dilempari tepung, saya nunduk dan
tetep berdiri tanpa perlawanan. Ya ini sih karena saya nggak bisa liat apa-apa,
kan tepungnya masuk juga ke mata. Lambat laun, tepung mereka habis. Berakhir sudah
babak pertama. Tiba-tiba, ada anak cowo yang ngasih selamat ulang tahun dari
belakang tempat saya berdiri. Nggak hanya itu, dia juga ngasih saya bingkisan,
plus notes kecil yang ditengahnya
terselip pulpen. Karena saya masih ribet membersihkan tepung di seragam, jadi
saya cuma bilang terima kasih. Kadonya saya masukkan tas, lalu pulang ke rumah.
Sampai di kamar, saya buka. Bingkisan tadi berisi
kotak musik warna merah muda berbentuk gitar. Dan yang paling mengagetkan
adalah notesnya. Di bagian tengah notes sengaja diselipkan pulpen, mungkin
biar saya bisa langsung baca apa yang tertulis di situ. Ternyata.. dia suka
sama saya! “aku cinta kamu” dalam berbagai bahasa. Rupanya kalimat itulah yang
tertulis di notes. Hahaha. Gusti Nu Agung. Aya-aya wae barudak jaman
baheula.
Kalau dipikir-pikir, geli juga ya. Baiklah, lupakan
sejenak kejadian di atas. Kejutan selanjutnya yang masih membekas adalah di bulan
Mei tahun 2010, waktu saya masih jadi kompas (komandan pasukan) MBUI. Setelah apel
pulang, PO GPMB memanggil dan mengajak saya berdiskusi. Biasalah, tanya-tanya
tentang latihan, kondisi pasukan, dan lain-lain. Yaudah dong ya, saya cerita
dengan serius. Di tengah keseriusan saya yang lagi cerita nih, tiba-tiba ada
segerombol cowo menciduk dan memboyong saya ke pohon. Alamak! Ini skenario siapa
sih? Habislah saya dilucuti. Hmm, maksudnya sepatu, topi, jaket, kacamata,
ponsel, dan barang berharga yang nempel di badan saya dilucuti untuk diamankan.
Dengan sekuat tenaga berontak, nendang-nendang, teriak keras-keras, minta tolong, tapi percuma aja sih. Toh,
manusia se-MB malam itu kongkalikong -__-‘
Karena mereka tidak berhasil mengikat saya di pohon,
jadilah paduan telor tepung dan air—yang entah tidak diketahui jenisnya—segera diguyur
ke seluruh badan. Tetep kena juga akhirnya. Nasib. Saya sempet marah, bahkan
ngamuk sampai tidak ada seorang pun berani mendekat. Wuahaha. Setelah beberapa
saat, sekitar setengah jam saya dirayu, diracuni kata-kata manis, emosi pun
mereda. Cuma mereda ya, bukan menghilang. Eee, saya malah dikasih kue mahal. Kuenya
sempet saya lempar, tapi untung dusnya kuat. Jadi kuenya masih bisa dimakan,
meskipun bentuknya berantakan.
Saya memang masih ‘ngambek’ sampai hari latihan berikutnya. Nggak tau marah kenapa. Kesel
aja. Tapi dibalik kemarahan saya, sejujurnya saya tahu kalau kalian sayang sama
saya. Hahaha. Pede! Thanks for those crazy
surprise anyway, especially lowbrass. Oh.. dan para lelaki yang sukarela
menciduk saya dari belakang. Gila emang!
Di awal tulisan ini, teman saya memang lebih dulu
merindukan kejutan. Tapi sekarang, justru saya yang ketularan. Tos dulu lah sesama
Geminian!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar