Juga gagasan-gagasan manis menjanjikan tak hentinya selesai.
Otak cuma menghadirkan rentetan data yang telanjur disimpan.
Apalagi tentang kenangan, tak sedikitpun berantakan. Masih rapi.
Meski saat ini tak lagi menyatu seperti dulu.
Obituari dan tragedi sekadar saksi, saksi bahwa selama perjalanan
menuju rimba raya sempat tersendat.
Mampir sejenak di pemberhentian.
Kemudian, tak berapa lama melanjutkan untuk pulang diam-diam—mungkin saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar