Matahari boleh saja tenggelam, tapi rindu kita jangan
—Idha Umamah
tak ada pertemuan.
Kata-kata sederhana pun tak muncul di percakapan.
Kurang tau apa sebab.
Tak lain dan tak bukan,
sekadar karena terkesiap jarak.
Sengaja tanpa perayaan.
Kau bilang, “di lain waktu saja menyingkap jedanya”
…
Seketika itu pula aku mendadak mati.
Bukan mati suri,
aku benar-benar mati.
__________________________________________
Kemudian,
tiba-tiba sadar; bangun.
Menciptakan lajur baru yang beberapa hari lalu kuabaikan.
Tak berapa lama, datang pula kejutan-kejutan.
Itu pasti dari rindu!
Ya,
Rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar